Mengenal Vaksin Sinovac, Vaksin untuk Menangani Covid-19 -

Mengenal Vaksin Sinovac, Vaksin untuk Menangani Covid-19


maulanayusuf.com
Foto : Pexels.com/ Gustavo Fring

lpmindustria.com Vaksin Sinovac merupakan vaksin yang akan melemahkan whole virus SARS-CoV-2. Vaksin tersebut telah memiliki izin edar dan terbukti aman.

Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat pemerintah gencar untuk melaksanakan vaksinasi bertahap. Melansir berita yang dimuat pada Kompas.com, izin penggunaan vaksin tersebut, khususnya vaksin Sinovac, telah diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 11 Januari 2021.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM) Humerus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII), dr. Ana Fauziyati, M.Sc., Sp.PD  selaku Spesialis Penyakit Dalam di RS UII mengatakan bahwa vaksin Covid-19 ini adalah harapan bagi dunia untuk mengakhiri pandemi.

Ana menuturkan bahwa dengan adanya pemberian vaksin ini, whole virus Covid-19 akan dilemahkan oleh zat kimia. Contohnya adalah β-Propiolactone, non-iconic detergents seperti polyoxylene ethers atau formalin, atau kultur berulang dengan berbagai jenis kultur jaringan. “Berkali-kali dengan berbagai kultur jaringan, sehingga prevalensinya sudah sangat lemah dan tidak bisa melakukan multiplikasi lagi. Itulah yang digunakan untuk vaksinasi ini,” ucap Ana.

Lebih lanjut lagi, ia menjelaskan bahwa vaksinasi memaparkan antigen pada sel dendritik atau makrofa dalam jaringan, kemudian terjadi aktivasi monosit dan dendritik sel. Lalu, antigen permukaan sel berubah, sehingga ikatan antigen dan monosit terbawa ke limfonodi. Di dalam limfonodus, limfosit B akan diaktivasi untuk membentuk antibodi, menstimulus limfosit T untuk mengenai antigen tersebut, dan pada akhirnya menghasilkan sel T memori. Dengan begitu apabila datang antigen serupa, mereka akan siap untuk melawan dan timbul imunitas dapatan.

Ana melanjutkan, “Kalau limfosit B itu, dia akan berubah menjadi sel plasma yang membentuk IgM, IgG, atau IgA yang spesifik bisa ditemukan pada level rendah dalam plasma. Untuk sel limfositnya sendiri, bisa bermigrasi ke sumsum tulang dan bisa bertahan lama di sana. Jika sewaktu-waktu terkena infeksi kembali, gugus siap untuk menghadang. Selain ke limfosit B, dia akan menginisiasi sel T, sel CD 4, dan CD 8 untuk mengeliminasi antigen maupun virus SARS-CoV-2.”

Adapun vaksin tersebut diberikan sebanyak dua kali. Pemberian vaksin tahap dua itu disebut dengan booster vaksin. Ketika vaksin disuntikkan pertama kali, antibodi akan terbentuk cukup banyak dalam waktu tiga hari dan juga cepat turun pada waktu-waktu berikutnya. Oleh sebab itu, sebelum antibodi itu menurun, booster vaksin diberikan guna meningkatkan kembali jumlah antibodi yang sebelumnya ada. Dengan demikian, Ana mengucapkan, “Harapannya bisa enam bulan atau lebih. Akan tetapi, tentang seberapa besar efek kekebalan yang diperoleh seseorang masih dalam penelitian.”

Terkait dengan hal tersebut, vaksin Sinovac ini telah memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dikutip dari Detik.com, kepala BPOM, Penny K. Lukito menerangkan, dengan efikasi sebesar 65,3% yang dimiliki vaksin Sinovac sudah memenuhi standar pemberian izin darurat. WHO sendiri memberi syarat vaksin harus memiliki efikasi minimal 50%. Selanjutnya, vaksin ini juga telah dinyatakan halal sebagaimana yang tertera dalam Surat Keputusan MUI Nomor 2 Tahun 2021 terbitan tanggal 12 Januari 2021.

Terakhir di dalam webinar yang berjudul “Tahu Saja Tak Cukup, Yuk Kenali Vaksin dan Screening Covid-19 di Era Pandemi!” itu, Ana menyadari jika tidak semua masyarakat dapat menerima adanya vaksinasi ini. Oleh karena itu, ia juga menjelaskan, “Vaksinasi ini bertujuan untuk mempercepat timbulnya herd imunity. Kalau kita menunggu semua terkena Covid-19, itu malah lebih besar lagi kerugiannya dan akan banyak korban. Nah kemudian, vaksin ini terbukti aman, sehingga dapat diartikan vaksin merupakan suatu upaya untuk memperoleh kekebalan dapatan.”

Penulis : Affifah Nasrillah
Editor : Ela Auliyana

Tag:    bpom  |  corona  |  covid19  |  indonesia  |  kemenkes  |  mui  |  pandemi  |  pemerintah  |  sinovac  |  teknologi  |  vaksin  |  virus  |  who  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top