Penerapan Teknologi Open RAN di Indonesia -

Penerapan Teknologi Open RAN di Indonesia


maulanayusuf.com
Foto : Freepik.com/ Natanaelginting

lpmindustria.com - Teknologi Open RAN sudah mulai dikembangkan dan diuji coba di Indonesia. Hal ini dilakukan agar jaringan di Indonesia dapat dijangkau hingga ke pelosok daerah.

Menurut Giri Widyan Pratama selaku dosen program studi (prodi) Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO), teknologi Open RAN adalah teknologi yang dikembangkan untuk mengintegrasikan seluruh jaringan seluler dengan berbagi infrastruktur. “Kita bisa memotong mata rantai untuk penguatan infrastruktur dengan menggabungkan seluruh jaringan dari mulai 2G sampai ke 5G,” jelasnya.

Adapun tujuan teknologi ini untuk meminimalkan anggaran belanja yang diperlukan untuk pembangunan jaringan karena dapat mengakomodasi frekuensi 2G sampai 5G. “Jadi dia menggunakan arsitektur namanya cloud-native di mana memungkinkan fungsi jaringan dipecah menjadi mikro nanti setiap layanan di daerah terpencil bisa mendapatkan layanan 5G juga,” ungkap Giri.

Selain itu, teknologi ini juga bermanfaat untuk mempermudah instalasi IoT dan menyediakan harga layanan paket internet 5G yang murah “Open RAN ini masih satu harmoni dengan perkembangan IoT karena mempermudah instalasi teknologi IoT yang dikembangkan,” ucap Giri.  

Disamping itu, Muhammad Femy Mulya yang juga dosen dari prodi SIIO juga menjelaskan bahwa Open RAN akan lebih murah dari RAN dalam hal perluasan jaringan karena mengadopsi multivendor. Dengan demikian diharapkan jika teknologi ini mempermudah proses upgrade perangkat dan mengurangi biaya pemeliharaan jaringan.

Namun selain memiliki kelebihan, Open RAN juga mempunyai kekurangan yaitu dari segi risiko keamanan. “Dari segi encoding dan decoding, data yang dikirim dapat dilakukan kustomisasi karena proses untuk enskripsi data dari ponsel berbeda dengan data. Jadi dari jurnal dan artikel, banyak yang menyebutkan kekurangannya dari segi risiko keamanan,” tutur Femy.

Saat ini terdapat dua operator yang sedang mencoba mengembangkan dan mengimplementasi teknologi Open RAN di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Telkomsel. Dilansir dari situs TribunJatim.com, XL Axiata kini sedang melakukan uji coba tahap awal.

Namun, eksplorasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami karakteristik Open RAN ini, termasuk operasional jaringannya. “Dalam uji coba ini, sejumlah aspek yang dicermati antara lain layanan, fungsionalitas, kapabilitas, dan performa dari perangkat Open RAN ini,” Kata Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa pada Kamis (11/2/2021).

Selain itu dilansir dari Liputan6.com, Telkomsel bersama penyelenggara jaringan seluler Indonesia, yaitu GSMA, Telecom Infra Project, Kemkominfo dan Telkom University, membentuk Community Lab Project. "Hadirnya Tim Community Lab Project akan sangat membantu menghasilkan uji layak teknologi yang tervalidasi sebelum dipastikan dapat diimplementasikan secara nyata," kata Hendri Mulya Syam selaku Direktur Jaringan Telkomsel.

Menurut Giri, ada beberapa kendala dalam pengembangan Open RAN di Indonesia. “Pasti ada kendalanya karena ini masih baru. Mungkin dari sisi sumber daya manusianya, yaitu keahlian di perusahaan layanan telekomunikasi,” jelasnya. Giri juga menjelaskan solusi yang dapat dilakukan yaitu perusahaan-perusahaan harus mengadakan pelatihan-pelatihan.

Selain itu, ada beberapa kendala lainnya yaitu regulasi yang belum siap dan dari segi operator. “Kendala pertama adalah belum adanya regulasi terkait teknologi ini. Kedua, operator harus punya budget, di awal mungkin bakal berubah beberapa perangkat. Selain itu juga, dari segi vendor harus sudah mulai bisa open, sehingga dari segi vendornya harus mendukung juga. Kemudian dari budget operator, kira-kira operatornya apakah bersedia untuk investasi Open RAN,” jelas Femy.

Giri berharap bila Open RAN bisa mencakup seluruh frekuensi radio dan masyarakat di Indonesia pun dapat menikmati seluruh fasilitas layanan dari 2G sampai 5G. “Jadi nantinya untuk pembelajaran siswa-siswa SD di pelosok, kita dapat menerapkan pembelajaran jarak jauh. Sehingga, informasi yang mereka dapat dengan yang di perkotaan akan sama serta akan lebih luas jadi tidak tertinggal lagi,” tutupnya.

Penulis: Rinaldi Oktarinanda
Editor: Ela Auliyana

Tag:    indonesia  |  nasional  |  teknologi  |  telekomunikasi  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top