lpmindustria.com,- Hannover Messe pameran internasional terbesar tentang teknologi industri dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk membangun nama diri di kancah internasional. Acara ini dimanfaatkan Indonesia untuk memperluas praktik ekonomi sirkular.
Hannover Messe merupakan pameran dagang terbesar di dunia untuk teknologi industri yang telah berjalan selama lebih dari 72 tahun. Acara ini memiliki kesempatan untuk membuka peluang internasional yang kuat. Pada tahun 2019 penyelenggaraan pameran mencatat lebih dari 6.500 eksibitor (baca: peserta pameran) dari 75 negara di seluruh dunia yang menempati lahan seluas 227.000 meter persegi. tercatat lebih dari 6.500 eksibitor dari 75 negara di seluruh dunia menempati lahan seluas 227.000 meter persegi.
Dilansir dari website resmi kemenperin.go.id, bahwa pada Hannover Messe 2023, Indonesia Kembali mendapatkan kesempatan untuk menjadi Partner Country (baca: negara mitra). Hal ini ditandai dengan hannover ceremony (baca: upacara penyerahan) dari Portugal sebagai Partner Country Hannover Messe 2022 kepada Indonesia. Pada tahun 2023 mendatang, Indonesia akan menampilkan potensi dan perkembangan di sektor industri melalui implementasi Industri 4.0.
Pada rangkaian acara serah terima dari Menteri Perekonomian dan Kelautan Portugal, Antonio Costa Silva kepada Menteri Perindustrian Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan tema “Portugal dan Indonesia dalam Dialog: Peta Jalan Menuju Ekonomi Berkelanjutan”. Agus menyampaikan bahwa fokus utama Indonesia adalah untuk memperluas praktik ekonomi sirkular saat ini dengan memanfaatkan sisa atau residu konsumsi untuk bahan baku industri.
Dilansir dari kemenperin.go.id, Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, menyebutkan setidaknya keterikatan Indonesia dengan pameran ini berlangsung selama lima tahun.
“Tahun 2018 mulai diskusi untuk pemilihan Indonesia sebagai negara mitra. Tahun 2019 sudah mulai melakukan berbagai persiapan dan road show (baca: pameran keliling) untuk publikasi pameran di tahun 2020, kami sudah siap untuk menyelenggarakan pameran secara fisik. Akhirnya, di 2021 menjadi partner country untuk pameran yang untuk pertama kalinya dilangsungkan secara digital. Ini akan terus berlanjut sampai 2023 nanti,” jelas Arif.
Dilansir dari kemeperin.go.id, fakta menarik tentang event ini adalah setiap tahun, akan ada satu negara terpilih untuk berperan sebagai partner country Hannover Messe, di antaranya India (tahun 2015), Amerika Serikat (2016), Polandia (2017), Meksiko (2018), dan Swedia (2019).
“Kehadiran Indonesia sebagai partner country secara digital akan berlangsung selama setahun, sehingga kita bisa memaksimalkannya untuk mempromosikan kemampuan teknologi industri di tanah air,” ungkap Agus. ia juga menegaskan, dengan menjadi partner country, Indonesia menunjukkan sudah selangkah lebih maju dibandingkan negara kompetitornya. “Selain itu, Indonesia juga akan menjadi special display (baca: tampilan khusus) pada ajang Hannover Messe 2022 dan menjadi partner country kembali pada tahun 2023 yang akan dilaksanakan secara fisik apabila pandemi telah berakhir,” imbuhnya.
Dilansir dari kemenperin.go.id, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, H.E. Ina Lepel, menyampaikan bahwa setelah kerja sama digital yang sukses pada event Hannover Messe 2021, Dubes Ina berharap dapat menyambut delegasi Indonesia di Hannover Messe pada tahun 2023 secara tatap muka. Dubes Ina optimis hubungan ekonomi Indonesia-Jerman akan semakin baik di tahun-tahun dan dekade mendatang.
“Megatren global seperti mobilitas listrik, energi terbarukan, dan digitalisasi menawarkan potensi investasi yang sangat besar bagi kedua belah pihak,” ujar Ina Lepel.
Penulis : Danu Maulana
Editor : Rahma Dhini