Judul : Rindu
Penulis : Tere Liye
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2014
Tebal Buku : 544 Halaman
Harga Buku : Rp 63.000
Novel Rindu merupakan karya Tere Liye di Tahun 2014. Novel ini sangat dinantikan dan menjadi buku yang ke-20 dari karya Tere Liye. Tema pada novel Rindu menceritakan tentang perjalanan para jamaah haji pada tahun 1938 dengan menggunakan kapal. Menurut saya, ide dari penulisan ini merupakan hal yang jarang ditemui di dunia perbukuan. Berbagai pertanyaan seputar masa lalu, kisah cinta, takdir, kebencian, dan kekeluargaan disajikan dalam novel ini.
Novel Rindu mengisahkan perjalanan sebuah kapal besar yang bernama “Blittar Hollland”. Kapal ini mengangkut para calon jamaah haji. Dalam novel ini, penulis berhasil membawa para pembaca terbawa pada suasana sejarah, fiksi, romantis, serta perjuangan yang heroik dari tokoh-tokohnya. Lewat deskripsi tempat, waktu, dan para tokoh yang disajikan secara detail, membuat pembaca ikut merasakan kisah para tokoh dalam perjalanan menuju ke tanah suci.
Novel ini sangat nyaman dibaca dan tidak membosankan, bahkan mungkin bisa membuat pembaca jatuh cinta pada setiap tokohnya. Penulis memberikan penjelasan yang lengkap mengenai para tokoh yang ada di kapal tersebut. Para tokoh yang digambarkan memiliki keunikan dan kisahnya tersendiri sehingga membuat pembaca terus penasaran dalam membacanya. Dalam kisah ini juga dituliskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan oleh para tokoh-tokohnya.
Tokoh yang pertama adalah Daeng Andipati, seorang pengusaha kaya bersama dengan rombongan keluarganya termasuk kedua anaknya Anna dan Elsa. Ia digambarkan sebagai sosok yang terpandang, bijaksana, dan berkharisma. Namun, dengan kebencian yang ada pada dirinya membuat hidup adipati terasa sia-sia, yaitu kebencian terhadap ayahnya. Ini merupakan salah satu pertanyaan yang akan terjawab pada akhir cerita.
Kemudian ada juga seorang tokoh yang berperan sebagai Ulama. Sosok ulama pada novel ini benar-benar digambarkan sebagai ulama yang sempurna. Ia bernama Ahmad Karaeng yang biasa dipanggil Gurutta. Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dalam novel ini karena penjelasan dan sikap dari Gurutta. Bahkan, empat dari lima pertanyaan yang diajukan dalam novel ini dijawab dengan baik oleh lisan Gurutta sendiri.
Setelah itu terdapat kisah cinta dari kedua tokoh pasangan sepuh, yaitu Mbah Kakung dan Mbah Putri Slamet. Mereka digambarkan sebagai pasangan paling romantis bahkan hingga akhir hayatnya. Terdapat juga kisah misterius dari salah satu kelasi bernama Ambo Uleng. Karakternya dapat membuat pembaca terpukau dengan tindakan-tindakan yang ia tunjukkan yang memberikan banyak pelajaran. Nahas, terdapat kisah memilukan yang terjadi di kehidupan Ambo Uleng yang nantinya dibahas pada konflik cerita.
Kemudian ada pula seorang tokoh yang memiliki masa lalu kelam, ia adalah Bonda Upe. Penulis dapat menggambarkan suasana batin tokoh Bonda Upe dengan sempurna sehingga dapat membuat pembaca juga merasakan apa yang dialami oleh Bonda Upe. Terdapat pula pelajaran yang dapat dipetik, seperti nilai ketulusan yang dimiliki oleh suaminya Bunda Upe, yaitu Enlai.
Novel ini bukan hanya menceritakan para tokoh-tokoh yang menarik, melainkan juga membawa pembaca merasakan suasana yang mencekam dan tidak terduga. Terdapat kisah perampokan tidak terduga, mesin kapal yang bermasalah, kasus yang menyebabkan seorang ulama di penjara, dan ancaman pembunuhan bagi Daeng Andipati. Penulis juga menyinggung beberapa isu, seperti toleransi beragama, politik, percaya pada takhayul, dan lain-lain. Pembaca juga diajak merasakan setiap langkah perjalanan tokoh-tokoh, seperti saat menaiki trem di Surabaya, berjalan-jalan di kota Banten, dan banyak lagi.
Akhir dari kisah ini ditutup dengan kesan yang memuaskan. Kapal uap itu sampai ditanah suci dengan selamat. Para penumpang memiliki kisah yang akan mereka lanjutkan masing-masing dan seluruh pertanyaan pun terjawab dengan baik.
Terdapat beberapa keunggulan pada novel rindu ini. Pertama, temanya yang unik, jarang sekali ada seorang penulis yang membahas kisah perjalanan haji dengan pembahasan yang detail. Kedua, gaya bahasa yang digunakan terkesan santai dan tidak baku sehingga membuat para pembaca merasa nyaman. Ketiga, setiap tokoh di novel ini, diceritakan dengan baik menggunakan sudut pandang ketiga. Para tokoh yang memiliki kisah hidup tersendiri dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisahnya. Keempat, pelajaran dan pesan tersirat banyak disajikan oleh penulis sehingga para pembaca dapat mengambil makna dari kisah yang diberikan. Terakhir, penulis sangat pandai membawakan alur cerita dan dialog sehingga membuat para pembaca tidak bingung membacanya, melainkan dapat mengikuti alurnya dengan baik.
Adapun kekurangan dari novel ini tidak banyak, hanya saja terdapat beberapa kesalahan penulisan pada buku ini, seperti tanda baca dan ketidakefektifan penulisan yang dapat membuat pembaca salah memahami. Kemudian beberapa kalimat dalam novel ini membuat pembaca dapat mengetahui kejadian apa yang akan selanjutnya terjadi.
Novel rindu ini memberikan tema yang membuat setiap cerita dan kisah mereka terekam dengan baik oleh pembaca. Berbagai pemahaman dan pengetahuan dapat para pembaca dapatkan dengan membaca novel ini. Novel ini sangat bagus untuk dibaca karena mengajarkan banyak hal dan bersifat mendidik. Saya sebagai pembaca pun mengharapkan ada lanjutan dari novel ini karena tokoh-tokoh yang masih melekat di pikiran. Seluruh karakter dan alur cerita membuat saya jatuh hati dan itu merupakan pertanda bahwa penulis benar-benar pandai membuat cerita. Dengan harga Rp 63.000 ini, menurut saya novel Rindu ini sangat memuaskan bagi pembacanya. Maka saya sangat merekomendasikan kepada orang-orang yang belum membaca novel ini untuk membeli novel rindu ini.
Penulis: Azzahra Nurwanda Putri