lpmindustria.com - Olahraga tradisional merupakan peninggalan budaya yang perlu dilestarikan. Terdapat beberapa macam jenis olahraga tradisional yang berkembang di berbagai daerah, di zaman modern ini masyarakat perlu menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada.
Olahraga tradisional adalah salah satu warisan budaya nenek moyang yang memiliki tradisi khas di setiap daerahnya. Olahraga tradisional berasal dari permainan rakyat yang telah ada sejak lama sehingga penting untuk menjaga dan melestarikannya. Selain sebagai bentuk hiburan dan sumber kebahagiaan, permainan ini juga berperan sebagai sarana interaksi sosial yang memiliki potensi untuk meningkatkan kebugaran fisik para pesertanya.
Dilansir dari Dispora Jatim, olahraga tradisional menawarkan kesenangan sederhana yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Olahraga tersebut tidak memerlukan peralatan mahal atau infrastruktur yang rumit, sehingga dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai lapisan sosial. Keunikan ini membuat olahraga tradisional tetap relevan dan dicintai oleh banyak orang di Indonesia.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi di era globalisasi, salah satu kekayaan budaya Indonesia semakin terabaikan. Pengaruh budaya asing dan popularitas permainan modern seperti PlayStation, permainan komputer, permainan seluler, secara perlahan mulai menggantikan popularitas olahraga tradisional. Jika generasi saat ini tidak aktif dalam melestarikan warisan budaya ini, maka suatu saat permainan tradisional tersebut akan lenyap sehingga identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya akan semakin memudar.
Setelah menjelaskan tentang pentingnya melestarikan olahraga tradisional dan dampak dari perkembangan teknologi terhadap warisan budaya ini, kita dapat melanjutkan dengan menguraikan beberapa contoh olahraga tradisional yang menarik. Berikut adalah beberapa olahraga tradisional yang masih dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.
Pertama, Olahraga Pacu Jalur yang belum lama ini sedang viral merupakan olahraga yang berasal dari Riau. Olahraga pacu jalur merupakan olahraga tradisional dayung perahu atau sampan antar tim yang berlomba untuk adu cepat dalam mencapai garis akhir. Pada awalnya, olahraga ini hanya dilaksanakan di sekitar Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Muharam. Namun, seiring berjalannya waktu, Pacu Jalur juga dijadikan bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Saat ini Pacu Jalur telah diakui sebagai salah satu cabang perlombaan dalam SEA GAMES sehingga Indonesia memiliki pelatihan resmi untuk olahraga ini.
Kedua, Pencak Silat yang sudah dikenal sejak abad ke-7, dilansir dari Pesona Indonesia, olahraga bela diri asal Indonesia ini telah mendapatkan pengakuan internasional. Sejak tahun 2019, UNESCO (The United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization) secara resmi menetapakan Pencak Silat sebagai bagian dari warisan tak benda dunia.
Ketiga, Sepak Takraw, olahraga campuran antara sepak bola dan bola voli yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Meskipun dikenal dengan nama berbeda, yaitu Sepak Raga, sejak abad ke-15, Sepak Takraw telah menjadi bagian dari ajang pertandingan olahraga internasional. Olahraga ini menarik karena pemainnya tidak diperbolehkan menyentuh bola dengan tangan, melainkan harus menggunakan kaki, kepala, lutut, dan bagian tubuh lainnya untuk mengirim dan mengontrol bola. Pertandingan dilangsungkan di lapangan ganda bulu tangkis dengan jaring setinggi sekitar 1,52 meter di atas lapangan.
Keempat, Karapan Sapi yang berasal dari Pulau Madura. Dikutip melalui p2k.stekom.ac.id, dua ekor sapi dalam permainan ini digunakan untuk menarik sebuah kereta kayu yang memiliki tempat untuk seorang joki yang mengendalikan sapi-sapi tersebut. Mereka bersaing untuk melihat pasangan sapi mana yang bisa berlari paling cepat. Lomba pacuan sapi ini biasanya dilakukan di lintasan sekitar 100 meter, dan waktu yang dibutuhkan berkisar antara 10 hingga 15 detik. Setiap tahun, berbagai kota di Pulau Madura mengadakan acara Karapan Sapi pada bulan Agustus dan September. Puncak dari pertandingan ini berlangsung pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan, di mana mereka bersaing untuk merebut Piala Bergilir Presiden.
Menjaga dan merawat olahraga tradisional adalah tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa akar budaya nenek moyang tetap hidup dalam generasi-generasi yang akan datang. Meskipun teknologi modern membawa tantangan, kita dapat bekerja sama memelihara karakteristik khas dari permainan tradisional ini, agar dapat berkembang, menginspirasi, serta menjaga identitas bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi. Dengan upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini akan terus bersinar di masa depan.
Penulis: Fariz Ikhsan Falaqi
Editor: Sabina Putri Balgis