Menyelami Fenomena Paylater dan Langkah Bijak Menyikapinya -

Menyelami Fenomena Paylater dan Langkah Bijak Menyikapinya


maulanayusuf.com
FenomenaPaylater/Lpm Industria/freepik.com

Perkembangan e-commerce memberikan dampak pada metode pembayaran yang semula hanya dikenal pembayaran tunai, berbasis kertas dan berbasis kartu, kini mulai diperkenalkan dengan sistem pembayaran baru berbasis elektronik. Salah satu inovasi yang menjadi tren adalah layanan paylater. Layanan tersebut memungkinkan pengguna berbelanja tanpa membayar secara langsung, tetapi dapat membayar dikemudian bulan dalam jangka waktu yang ditentukan dari aplikasi. Namun, dibalik kenyamanan yang ditawarkan, terdapat dampak dan motif yang perlu diperhatikan.

Menurut Widawati dalam jurnal “Pengaruh Penggunaan Paylater Terhadap Perilaku Impulse Buying Pengguna E-Commerce di Indonesia”, paylater memiliki fungsi yang sama dengan kartu kredit dan memiliki keunggulan pada pendaftarannya yang relatif lebih mudah dibandingkan kartu kredit. Layanan ini mirip dengan kartu kredit, karena paylater memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memenuhi segala kebutuhannya, mulai dari berbelanja kebutuhan pokok hingga hiburan seperti pembelian tiket pesawat hingga pemesanan hotel dan tiket rekreasi, yang membuat pengguna dapat membayar kapan saja. Dengan meningkatnya kesadaran akan layanan paylater, konsumen tidak bisa mengabaikan keinginan mereka untuk membeli produk yang mereka minati, kondisi tersebut dinamakan impulsif buying.

Menurut Rook dalam jurnal “Pengaruh Penggunaan Paylater Terhadap Perilaku Impulse Buying Pengguna E-Commerce di Indonesia” impulsif buying merupakan perilaku yang ditunjukkan seseorang ketika membeli suatu produk yang tidak direncanakan tetapi secara spontan membeli produk tersebut. Prinsip pengoperasian perilaku pembelian impulsif tidak sama dengan model umum keputusan pembelian tambahan. Pada hakikatnya pembelian secara impulsif merupakan perilaku ketika seorang individu merasakan desakan secara spontan agar membeli suatu produk tanpa direncakanan sebelumnya.

Menurut Gunadhi dalam jurnal “Pengaruh Penggunaan Paylater Terhadap Perilaku Impulse Buying Pengguna E-Commerce di Indonesia” Terdapat lima faktor yang memengaruhi pembelian impulsif pada perilaku konsumen yang pertama adalah shopping enjoyment yaitu karakter seorang individu yang memiliki kecenderungan menganggap bahwa belanja adalah hal yang menyenangkan dan menggembirakan, kedua adalah ketersediaan dana, ketiga in-store browsing yaitu kegiatan mengamati toko oleh konsumen guna mengumpulkan informasi produk maupun sekedar hiburan tanpa berniat untuk langsung membeli produk yang ada di toko tersebut. Keempat felt urge to buy merupakan perasaan yang mendorong untuk membeli sebuah produk dengan segera, dan kelima adalah memiliki kartu kredit.

Motif penggunaan paylater dapat bervariasi, mulai dari kebutuhan mendesak hingga gaya hidup yang konsumtif. Beberapa orang mungkin menggunakan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti kebutuhan rumah tangga atau kesehatan, namun ada pula yang menggunakan paylater untuk memuaskan keinginan sesaat tanpa memperhitungkan konsekuensinya. Selain itu, terdapat motif psychological factors seperti anxiety yang akan meningkatkan perilaku impulsive buying, di mana seseorang cenderung membeli barang untuk melupakan masalah sejenak atau untuk merasa lega ketika mereka sedang bersedih. Sehingga, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi pandangan seseorang terhadap pentingnya kepemilikan barang-barang materi dan pentingnya uang sebagai sumber kecemasan atau sumber perlindungan dari kecemasan, maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk berperilaku implusive buying dengan melakukan pembelian yang kronis atau berulang akibat perasaan negatif yang dialaminya.

Dampak signifikan dari perilaku impulsive buying yaitu meningkatnya hutang, sikap konsumtif yang tidak terkendali, stress, dapat menghambat karir, kecemasan keuangan, dan sebagainya. Terutama untuk para remaja yang baru memasuki dunia kerja, perlu diingat bahwa penggunaan paylater dapat menjadi bumerang jika tidak digunakan dengan bijak. Terlalu mudahnya mengakses layanan ini tanpa memahami implikasi jangka panjangnya dapat mengakibatkan masalah keuangan yang serius di masa depan, bahkan dapat mempengaruhi prospek karir mereka. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah Bank Indonesia (BI) Checking, yang dapat menjadi batu sandungan atau hambatan bagi mereka yang ingin mengembangkan karir yang mapan di masa depan. Catatan buruk dalam BI Checking bisa menjadi hambatan serius dalam mendapatkan pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya di masa mendatang, yang pada gilirannya dapat membatasi kemampuan finansial dan pertumbuhan karir.

Fenomena paylater memberikan kemudahan akses dan solusi dalam situasi darurat yang tidak bisa diabaikan. Namun, kita juga harus mempertimbangkan dampak negatifnya, seperti risiko utang yang berat dan tekanan finansial yang bisa mengganggu stabilitas keuangan kita. Oleh karena itu, mari kita berkomitmen untuk menggunakan paylater dengan bijak. Mari kita tingkatkan kesadaran akan implikasi finansial dan karir dari setiap keputusan pembelian yang kita ambil. Agar terhindar dari perilaku implusive buying. Dengan mengambil tindakan bijak sedari awal, kita dapat memastikan bahwa penggunaan paylater tidak hanya memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan finansial dan karir kita di masa depan.

Penulis: Nanda Eka Putri
Editor: Lifa Ansyaresti

Tag:    gaya-hidup  |  impulsive-buying-  |  keuangan  |  lifestyle  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top