lpmindustria.com - Dari tahun ke tahun, Indonesia turut mendukung para difabel untuk ikut serta di berbagai ajang olahraga nasional maupun internasional. Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi menjadi atlet disabilitas yang berprestasi serta memiliki kemampuan tidak kalah unggul dari atlet pada umumnya.
Dikutip dari paralympic.org, Dr. Ludwig Guttman pertama kali memperkenalkan ajang olahraga disabilitas secara luas dengan tujuan guna membantu para veteran perang serta warga sipil yang saat itu terluka karena dampak dari terjadinya Perang Dunia II. Ajang olahraga yang diperkenalkan bernama Stoke Mandeville Games, merupakan Paralimpiade pertama yang diadakan pada tahun 1960 di Roma, Italia.
Saat ini, para atlet disabilitas Indonesia telah mengharumkan nama bangsa di berbagai kompetisi olahraga khususnya dalam lingkup internasional yang dengan sukses meraih medali sejak pertama kali ASEAN Para Games (APG) dimulai pada tahun 2001. Dilansir dari Indonesiabaik.id, Indonesia telah meraih juara sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 2014, 2017, dan edisi terbaru di Solo pada tahun 2022. Indonesia berhasil mengalahkan Thailand yang ada di urutan kedua dengan perolehan mendali 96 emas, 82 perak, dan 70 perunggu, sedangkan Indonesia berhasil memperoleh medali 99 emas, 69 perak serta 49 perunggu.
Dikutip dari Indonesiabaik.id, Pada ajang ASEAN Para Games ke-9 tahun 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Indonesia sukses menjadi juara umum dan dinobatkan sebagai juara umum Pesta Olahraga Atlet Difabel se-Asia Tenggara dengan memperoleh 126 medali emas, 75 perak, dan 50 perunggu. Selain itu, peraihan emas pada ASEAN Para Games tahun 2022 merupakan peraihan medali Indonesia terbesar selama keikutsertaan di APG sejak pertama kali pada tahun 2001 di Kuala Lumpur, Malaysia, karena Indonesia menjadi tuan rumah serta meraih juara umum dengan memperoleh 175 medali emas, 144 medali perak, dan 107 medali perunggu.
Menjadi seorang atlet disabilitas tentu tak luput dari berbagai tantangan yang harus dihadapi, karena tantangan itulah yang menjadi motivasi serta usaha yang besar dalam menghadapi tantangan dan berusaha lebih keras. Berbagai tantangan yang dihadapi seperti rentan terhadap kelelahan dan cedera fisik, serta ekspektasi lingkungan latihan yang sangat besar. Selain itu ketika sang atlet sudah memasuki kompetisi tingkat nasional atau internasional, mereka harus menyesuaikan ekspektasi kinerja mereka dan bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru.
Dalam menghadapi berbagai tantangan, selain dukungan keluarga dan pelatih, dukungan dari pemerintah atau negara juga memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan setiap atlet, termasuk atlet disabilitas. Dikutip dari Kemenpora.go.id, Presiden Joko Widodo memberikan bonus terhadap prestasi para atlet disabilitas dengan atlet non disabilitas secara sama atau setara. Selain itu, dilansir dari Kemensos.go.id salah satu peran pemerintah yang juga tak kalah sukses dalam mendukung para disabilitas Indonesia untuk mewujudkan menjadi bintang melalui ajakan partisipasi seni dan olahraga dengan gerakan Special Olympics. Gerakan ini tentu sangat mendukung dan mengajak para disabilitas berintelektual untuk tampil dan membangun rasa percaya diri yang besar.
Penulis: Lifa Ansyaresti
Editor: Muhammad Ardiansyah