lpmindustria.com - Dalam era digital yang semakin maju, teknologi augmented reality (AR) telah membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan perangkat pintar. Apple Vision Pro dan Google Glass adalah dua contoh inovasi terdepan dalam teknologi ini. Kedua perangkat ini, meskipun berbeda dalam fitur dan teknologi, menunjukkan potensi besar AR dalam meningkatkan kualitas hidup kita.
Apple Vision Pro merupakan headset dengan fitur-fitur inovatif yang dapat berinteraksi dengan perangkat pintar. Apple Vision Pro memiliki fungsi entertainment misalnya untuk menonton. Hal itu dikarenakan layar serta suara yang ditampilkan sangatlah bagus. Apple Vision Pro memiliki 2 mode, yang pertama adalah fast true yaitu menggabungkan antara dunia asli dengan konten virtual, dan yang kedua mode full virtual yaitu Apple Vision Pro menampilkan video virtual yang digabungkan dengan sound effect.
Selanjutnya Google Glass, merupakan komputer mini dalam bentuk kacamata 1,2 cm display yang dapat merekam, memfoto, serta melakukan video chat. Selain itu, Google Glass juga dapat dipakai untuk mengakses internet, mengecek jadwal, dan mengecek kepadatan lalu lintas yang akan dilalui.
Apple Vision Pro menawarkan kanvas augmented reality, yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan perangkat hanya menggunakan mata, tangan, dan suara pengguna. Apple Vision Pro juga mampu menghadirkan layar dengan resolusi setara dengan TV 4K yang membuat tampilannya lebih jernih.
Berbeda dengan Apple Vision Pro, Google Glass menawarkan memori sebesar 12 GB yang dapat disinkronisasikan dengan google’s cloud storage, memiliki baterai yang kuat bertahan seharian penuh meskipun dipakai pada aplikasi yang membutuhkan daya besar seperti hangouts dan video recording, serta Goggle Glass hanya menggunakan suara untuk memerintahnya.
Perbedaan signifikan yang dapat dilihat dari kedua produk tersebut adalah teknologinya. Apple Vision Pro lebih canggih dibandingkan Google Glass, yakni dapat merespon perintah melalui mata, suara, dan gerakan tangan, sedangkan Google Glass hanya dengan suara saja sebagai perintahnya.
Perbedaan kedua terletak pada bentuk dan resolusi lensanya. Pada Apple Vision Pro berbentuk menutupi hampir sebagian wajah dan lensanya memiliki resolusi 4k, berbeda dengan Google Glass yang hanya berbentuk kacamata dan lensa berukuran 1,2cm saja. Pada Apple Vision Pro juga memiliki lebih banyak aplikasi atau informasi yang ditampilkan, berbeda dengan Google Glass yang masih sedikit informasi dan aplikasinya. Dengan hal tersebut membuat Google Glass memiliki ketahanan baterai yang lebih lama dibandingkan Apple Vision Pro, sehingga Google Glass lebih efisien dalam pemakaian sehari hari.
Menurut Brian pada channel YouTubenya yaitu Brian Solid, Apple Vision Pro memiliki kualitas barang yang baik serta nyaman saat digunakan, tetapi masih terdapat kekurangan yaitu memiliki beban cukup berat sekitar 600-650 gr yang akan pegal jika dipakai terlalu lama, serta pada Apple Vision Pro memiliki kekurangan yaitu dapat terlihat blur jika digunakan oleh orang yang mengidap mata minus, tetapi apple telah memberikan solusinya yaitu semacam penambah lensa pada bagian dalam yang dapat diatur sesuai dengan minus atau plus dari mata kita.
Pada Apple Vision Pro juga memiliki dua kategori pada saat digunakan, yang pertama ada mode fast true yaitu kita dapat melihat dunia asli dengan konten virtual, dan yang kedua bisa digunakan dengan mode full virtual. Pada mode fast true Apple Vision Pro ini memiliki delay 12 ms, yang saat dipakai seperti tidak ada delay atau real time, tetapi dikarenakan Apple Vision Pro memakai kamera, terdapat beberapa perbedaan dibandingkan dengan melihat secara langsung, seperti adanya resolusi, dan jika melihat terlalu dekat maka gambar yang ditampilkan akan blur seperti kamera pada umumnya.
Selanjutnya ada mode full virtual pada mode ini Apple Vision Pro menampilkan gambar atau informasi tetapi tanpa adanya gambar dunia sekitar melainkan pengguna dapat memilih latar seperti apa yang diinginkan, serta pada mode ini terdapat sound effect yang menyesuaikan dengan latar pilihan kita. Selain mode tersebut, Apple Vision Pro juga memiliki eye tracking yang cepat dan hampir 100% akurat, serta dapat menampilkan windows aplikasi yang interaktif seperti mudah diatur, memiliki fitur bayangan saat di taruh di atas benda, dan dapat ditaruh pada suatu tempat.
Menurut Brian, meskipun sudah banyak aplikasi yang mendukung teknologi Apple Vision, pada Apple Vision Indonesia belum bisa membuka atau mengakses aplikasi App Store yang membuat terbatasnya dalam penggunaannya. Selanjutnya, pengalaman dari Jerad Hill Tech pada channel YouTubenya terkait penggunaan produk Google glass dalam kehidupannya. Beliau mengatakan bahwasannya Google glass sangat memudahkannya dalam mencakup informasi, seperti mengangkat telepon, melihat maps atau petunjuk arah tanpa menggunakan handphone dan hanya menggunakan perintah suara saja.
Beliau juga mengatakan sangat senang dalam menggunakannya karena dapat mengabadikan momen-momen tertentu hanya dengan menggunakan kacamata tersebut. Tetapi, Google Glass juga memiliki kekurangan yaitu foto atau video yang sudah direkam tidak bisa secara langsung dicadangkan ke handphone, melainkan harus menggunakan kabel yang terhubung ke laptop atau komputer. Tetapi pada google glass juga terdapat fitur tambahan yang membuat beliau senang, yaitu dapat mem-posting Twitter, Instagram, dll hanya dengan kaca mata tersebut, membuat berkurangnya aktivitas kita dengan handphone atau semacamnya.
Hal tersebut membuat pengguna melakukan aktifitas dengan hands free dan hanya menggunakan suara saja. Teknologi AR sudah banyak digunakan. Ayo kita ramaikan agar teknologi dapat semakin maju serta mendorong kita agar kita lebih melek terhadap apa yang ada disekitar kita.
Penulis: Achmad Thoriq Pamungkas
Editor: Nandra Ayu Saputri