Lawan Pelecehan di Ruang Publik Bersama Hollaback! Jakarta -

Lawan Pelecehan di Ruang Publik Bersama Hollaback! Jakarta


maulanayusuf.com

lpmindustria.com - Street harassment atau pelecehan di jalanan kerap kali terjadi di Indonesia, baik kota metropolitan sampai kota yang mungkin dianggap konservatif. Tetapi tidak semua perempuan berani melawan dan menceritakan kejadiannya. Oleh karena itu, Hollaback! Jakarta muncul sebagai gerakan global yang bertujuan untuk mengakhiri pelecehan secara umum diruang publik.

Komisi nasional perempuan menyebutkan bahwa penyebab pelecehan masih dianggap hal yang biasa di lingkungan masyarakat. Pelecehan di jalanan tidak bisa dianggap remeh, jika dibiarkan akan semakin banyak timbul masalah baru di ruang publik. Hollaback! adalah gerakan global dari New York pada tahun 2005 yang didirikan oleh Emily May. Hollaback! juga sudah tersebar di 96 kota di seluruh dunia dan salah satunya ada di Jakarta. “Latar belakang terbentuknya Hollaback! Jakarta karena kita ingin memberikan ruang aman kepada teman-teman, masyarakat di Jakarta khususnya untuk bisa bercerita mengenai kekerasan yang mereka alami diruang publik,” tutur Anindya Restuviani selaku Co-Director Hollaback! Jakarta.

Hollaback! Jakarta didirikan oleh Anggie Kilbane pada bulan September 2016 dan dimulai setelah Anggie mengalami pelecehan di jalanan saat Anggie sedang jalan ke tempat bekerjanya. Lalu ia menanyakan pengalamannya kepada teman-temannya mengapa hal ini biasa terjadi. Ternyata banyak temannya mengatakan pernah mengalami hal pelecehan secara umum di ruang publik. “Sejak saat itu, Angie menghubungi teman-teman perempuannya di Jakarta untuk membuat gerakan mengakhiri pelecehan di ruang publik,” jelas Chrisant Raisha sebagai Co-Director Hollaback! Jakarta.

Hollaback! Jakarta ingin memberikan ruang aman kepada teman-teman yang ingin bercerita tentang pengalamannya, karena banyak orang yang ingin bercerita tapi malah disalahkan dan akhirnya ia tidak ingin bercerita. Bisa saja kekerasan-kekerasan akan berulang karena tidak ada yang berani untuk berbicara. “Tujuan Hollaback! Jakarta juga agar kita sadar bahwa memang ada masalah diruang publik yang membuat kita tidak bisa berada di ruang publik secara aman,” kata Raisha. Hollaback! Jakarta juga memberikan pelatihan kepada masyarakat, bahwa masyarakat juga mempunyai kekuatan untuk menghentikan kekerasan di ruang public. Hollaback! memberikan intervensi saksi disaat mereka melihat kekerasan terjadi diruang public serta memperkenalkan metode 5D, yaitu direct, distract, delegate, document, dan delay.

Hollaback! Jakarta juga aktif melakukan kegiatan, baik kegiatan online maupun langsung. “Kegiatan utama Hollaback! adalah lewat website dan aplikasi. Kedua, ada yang namanya chalk walk. Masyarakat umum atau siapapun bisa ikut di acara chalk walk. Kita pergi ke jalan, lalu corat-coret jalan pakai kapur untuk memberitahukan bentuk kekecewaan mereka tentang kekerasan di ruang publik. Ketiga, ada pelatihan intervensi saksi dan terakhir, survei  pelecehan di ruang publik,” jelas Anindya.

Anindya berharap nantinya akan ada aktivis lokal di setiap daerah untuk memudahkan gerakan demi mengakhiri pelecehan di jalanan atau di ruang publik. “Kita sebenarnya ingin ada aktivis lokal memulai Hollaback! di daerah itu untuk mempermudah kita. Jadi kita yang di Jakarta tidak harus kesana. Kalau misalnya mereka butuh ditraining, kita juga akan kasih training bagaimana menjalankan Hollaback!, dan bagaimana cara menggunakan aplikasinya,” tutur Anidya.

 

Ghina Alima

Tag:    metropolitan  |  sekitar-kita  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top