Dunia Aroma yang Terekam dalam Novel Aroma Karsa -

Dunia Aroma yang Terekam dalam Novel Aroma Karsa


maulanayusuf.com

Judul buku : Aroma Karsa
Pengarang : Dee Lestari
Penerbit : Penerbit Bentang
Tahun terbit beserta cetakannya : 2018 cetakan pertama
Tebal buku : xiv + 710 halaman.­­­­­­­­­
Harga buku : Rp125.000

Sadar atau tidak, kita semua memiliki insting yang sama. Sebagai indra yang pertama kali terbentuk pada janin, aromalah jendela pertama kita memahami dunia.”

Tema berbeda coba diambil oleh Dee Lestari dalam bukunya yang berjudul Aroma Karsa. Buku yang terbit pada Maret 2018 ini bercerita mengenai dunia Olfoktori, yaitu saraf yang berperan penting dalam indra penciuman. Buku ini bahkan dianugrahi Book of The Year oleh IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) pada September 2018. Dalam penulisan buku ini, Dee Lestari melakukan riset selama sembilan bulan ke lokasi-lokasi yang ada dalam buku. Beberapa lokasi tersebut yaitu, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang hingga ke Gunung Lawu, ia juga mampir ke studio parfum.

Sebelum diterbitkan oleh Bentang Pustaka, Aroma Karsa hadir terlebih dahulu dalam versi digital dan melahirkan sebuah komunitas yang bernama Digital Tribe Aroma Karsa. Versi digital ini terdiri dari 18 bagian di Bookslife.  Dee Lestari kemudian menerbitkan buku berjudul Dibalik Tirai Aroma Karsa yang berisi proses kreatif penulisan Aroma karsa, tips dan trik menulis hingga 200 foto termasuk karya fanart dari pembaca.

Cerita dimulai dengan Raras Prayagung yang terobsesi dengan bunga Puspa Karsa. Bunga tersebut adalah dongeng pengantar tidur yang selalu diceritakan oleh Eyangnya. Berbekal Lontar peninggalan Eyangnya, Raras mencari bunga yang konon memiliki kehendak itu. Saat ia berada di titik tertinggi karirnya, dia menemukan seseorang yang memegang kunci untuk mencari bunga Puspa Karsa. Orang tersebut adalah Jati Wesi, penghuni TPA Bantar Gebang yang memiliki kemampuan Olfaktori yang luar biasa. Bakat sekaligus kutukan tersebut membuatnya mendapat julukan ‘Si Hidung Tikus’. Jati yang kehidupan sehari-harinya hanya seorang tukang kebun di salah satu komplek di Bekasi, tiba-tiba menjadi karyawan dari perusahaan besar Kemara dan bekerja langsung dibawah Raras Prayagung.

Bagi Raras, Jati merupakan kunci yang ia cari. Namun berbeda dengan Tanaya Suma, ia merasa ada sesuatu yang misterius dari sosok Jati, hingga ia nekat mencari tahu siapa Jati. Tidak ia sangka hal itu membuatnya merasa bahwa dia dan Jati mempunyai kesamaan. Cerita terus bergilir hingga ke puncak, dimana klimaks pencarian bunga Puspa Karsa di Gunung Lawu. Sempat dihadang oleh juru kunci Gunung Lawu, namun hal tersebut tidak menyurutkan ekspedisi itu. Jati, Suma dan beberapa orang dalam tim pun pergi menaiki Gunung Lawu melewati jalur Alas Kalinga, jalur tengah yang jarang dilewati pendaki. Ekspedisi yang dari awal sudah tidak direstui sang juru kunci pun berujung petaka.

Buku dengan tebal 710 lebih halaman ini mampu menghipnotis pembaca dan membawa mereka ke sebuah dunia baru dimana aroma menjadi daya tariknya. Aroma Karsa menggiring pembaca dengan menyuguhkan misteri demi misteri tanpa membuatya bosan. Bahasa yang digunakan Dee Lestari pun santai namun tidak menghilangkan fakta dalam cerita.

Walaupun tema yang disajikan cukup menarik, namun masih terdapat beberapa kekurangan mengenai buku ini. Awal cerita pada buku yang memfokuskan pada Suma dan Jati terlalu panjang, sehingga klimaks pada ekspedisi cenderung kurang. Bagi pembaca fantasi, hal ini sangat disayangkan. Namun Dee Lestari membuat ceritanya tidak terkesan terburu-buru dan mengalir semestinya. Buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi para pembaca yang menyukai petualangan dengan bumbu cinta di dalamnya.

Ari Diah Nabila

Tag:    resensi  |  sastra  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top