Judul : Catatan Juang
Penulis : Fiersa Besari
ISBN : 978-979-794-594-7
Penerbit : Mediakita
Cetakan Pertama : 2017
Catatan Juang merupakan salah satu novel berjenis fiksi yang dibuat oleh Fiersa Besari. Berawal dari tokoh utama yaitu Suar, menemukan buku lusuh bersampul merah di lantai mobil angkutan umum yang ia tunggangi selepas pulang bekerja. Cover (baca: sampul) buku yang ditemukan Suar yakni berjudul “Catatan Juang”, Suar menanyakan kepada penumpang lain terkait pemilik buku tersebut, namun semua penumpang hanya menggelengkan kepala. Alhasil Suar berniat mencari tahu siapa pemilik buku tersebut selepas sampai kos nanti, ia akan mencari informasi kepemilikan buku dengan harapan ada informasi di dalam isi buku tersebut.
Setelah Suar menjelajah halaman demi halaman, dirinya tidak menemukan informasi atau tanda-tanda kepemilikan, melainkan malah menemukan efek luar biasa yang tersalur ke dirinya melalui tulisan-tulisan Juang. Suar semakin tertarik terhadap tulisan Juang, kehidupan Suar banyak berubah dikarenakan efek dari tulisan Juang. Termasuk ketika Suar memutuskan untuk resign (baca: mengundurkan diri) dari pekerjaannya dan memberanikan diri menjadi seorang sineas sesuai dengan cita-citanya.
“Kita adalah apa yang kita pikirkan, bukan apa yang mereka pikirkan. Kita adalah apa yang kita inginkan, bukan yang mereka inginkan. Tak usah berhenti melangkah, jatuh dan terluka itu hal yang biasa. Semua akan menang pada waktunya.” Kutipan yang terdapat di buku Juang inilah yang membuat Suar mengambil keputusan tersebut.
Ketika telah memberanikan diri menjadi seorang sineas, banyak sekali tantangan yang menerpa Suar, termasuk ketika harus meyakinkan keluarganya. Tak hanya itu, ketika Suar telah menjadi sineas pun banyak sekali hambatan yang menghampirinya. Suar memulai karir sineasnya dengan menggarap film dokumenter yang menceritakan efek kerusakan lingkungan oleh pembangunan pabrik semen di Desa Utara kampung halamannya yang dekat dengan gunung Karst. Tak terbayang, jika gunung tersebut dihancurkan demi sesuatu yang bernama "uang". Bukan hanya kerusakan lingkungan saja, tapi warga desa dan petani akan merasakan dampak yang signifikan dikarenakan mereka sangat bergantung pada keadaan lingkungannya.
Dalam menghadapi masa sulitnya, obat suar hanya satu, yaitu membaca buku Catatan Juang yang ia temukan di angkutan umum. Suar merasa buku tersebut seperti obat kuat bagi dirinya, ia merasa menemukan seseorang yang menuntunnya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, Suar tak lupa terhadap niat awalnya untuk mencari sosok Juang si penulis buku tersebut.
Buku dengan ketebalan 303 halaman ini memiliki sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal unik dalam buku Catatan Juang tersebut yaitu, ada cerita dibalik cerita. Maksudnya selain menceritakan sosok Suar sebagai tokoh utama, akan ada cerita lain yaitu Juang sebagai tokoh yang ada di dalam buku yang ditemukan Suar. Penulis seolah menceritakan dua tokoh berbeda namun masih selaras satu sama lainnya. Kelebihan lain dalam buku Catatan Juang ialah ketika membaca isi bukunya dari awal, maka pembaca akan merasa kecanduan untuk ingin mengetahui kejadian selanjutnya.
Kekurang buku ini yakni terletak pada bagian akhir cerita, agaknya penulis seperti terburu-buru dalam mengakhiri bukunya. Namun dalam sisi penulisannya, tulisan sangat mudah dipahami karena penulis menggunakan bahasa yang ringan, ditambah keindahan tulisan dengan adanya paduan kalimat-kalimat sastra yang terselip di dalamnya.
Fandi Prasetio