lpmindustria.com - Mahasiswa dari seluruh Indonesia melakukan aksi besar-besaran sebagai bentuk penolakan disahkannya beberapa Revisi Undang-Undang (RUU) di Gedung DPR/MPR RI. Tak terkecuali mahasiswa Politeknik STMI Jakarta, mereka pun ikut ambil peran dalam aksi tersebut.
Politeknik STMI Jakarta turut andil menjadi bagian dalam aksi yang digelar tempo hari. Namun, kampus yang merupakan sebuah instansi akademika di bawah naungan Kementrian Perindustrian harus bersikap netral terhadap segala keputusan yang disahkan oleh pemerintah. “Dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 53 Tahun 2010 menyatakan kita sebagai pegawai negeri harus netral,” kata Pasti Immanuel Bangun selaku Pembantu Direktur (Pudir) III Bidang Kemahasiswaan Politeknik STMI Jakarta.
RUU yang dikeluarkan DPR dianggap tidak logis oleh para mahasiswa, dari situlah mahasiswa Politeknik STMI ikut turun ke jalan sebagai bentuk aspirasi. “Banyak pasal yang tidak logis, lalu soal KPK itu kenapa bisa dikebiri. Kalau sistemnya seperti ini secara tidak langsung akan mempermudah koruptor,” kata Putra Satria selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Prodi Teknik Industri Otomotif (TIO) Politeknik STMI dalam aksi 24 September.
Mahasiswa Politeknik STMI yang ikut berpartisipasi ada sekitar 250 orang pada kloter pertama dan kloter kedua lebih dari 50 orang. Banyaknya massa yang ikut ini dikoordinir oleh BEM Politeknik STMI Jakarta, yang mana mahasiswa tersebut harus mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak BEM. “Dari BEM sendiri, misalnya siapa yang mau ikut, itu harus konfirmasi lebih dulu ke pihak BEM-nya,” kata Risky, seorang mahasiswa Politeknik STMI Jakarta yang ikut berdemo. Terdapat empat metro mini yang disewa sebagai alat transportasi menuju Gedung DPR/MPR RI. “Empat metro mini disewa, masing-masing mahasiswa dikenakan biaya sekitar sepuluh ribu,” lanjut Risky.
Hal diatas membuktikan bahwa adanya semangat dari mahasiswa Politeknik STMI Jakarta untuk menyuarakan aspirasi mereka. Namun, Bangun secara pribadi telah menyampaikan bahwa melarang mahasiswa untuk ikut berdemo. “Itu pribadi, secara tertulis sudah dikatakan direktur tidak membolehkan ikut-ikutan demo,” lanjut Bangun ketika ditanya mengenai bagaimana tanggapannya kepada mahasiswa yang ikut berdemo.
Walaupun banyak mahasiswa Politeknik STMI yang ikut dalam aksi, terdapat pula mahasiswa yang tidak ikut turun. “Tidak ikut karena jauh dan masih ada jadwal kelas. Namun keren sih, semua mahasiswa bergabung menyuarakan hak-hak rakyat,” kata Silva Nadhira, seorang mahasiswa Politeknik STMI Jakarta yang tidak ikut dalam aksi. Meski tidak berdemo, bukan berarti tidak ikut berpartisipasi dalam aksi tersebut. “Mungkin cara menyampaikan aspirasi saya melalui media social,” kata Elsa Fanny, seorang mahasiswa Politeknik STMI Jakarta yang juga tidak ikut dalam aksi.
Affifah Nasrillah