?>
Menyuarakan Hak Buruh Perempuan bersama Radio Marsinah -

Menyuarakan Hak Buruh Perempuan bersama Radio Marsinah


maulanayusuf.com
Dok.Pribadi

lpmindustria.com - Siaran radio umumnya berisi tentang berita, siraman rohani, dan musik. Namun, berbeda dengan radio biasanya, Radio Marsinah berisi tentang keluh kesah para buruh perempuan

Adanya keinginan untuk menyediakan informasi terkait buruh perempuan menjadi salah satu alasan Radio Marsinah ini berdiri. Awalnya, Radio Marsinah ini adalah komunitas buruh perempuan yang berkembang menjadi serikat buruh. Kemudian, didirikanlah Radio Marsinah untuk menjadi media para buruh. “Kita kan slogannya kesejaahteraan dan kesetaraan. Artinya, kita menyuarakan hak buruh secara umum,” ujar Dian Septi selaku Koordinator Radio Marsinah.

Radio Marsinah didirikan oleh Federasi Buruh Lintas Pabrik pada tahun 2012. Komunitas ini memilih nama Marsinah karena terinspirasi oleh keberanian Marsinah dalam bersuara pada masa orde baru. “Pertama, supaya kami berani seperti Marsinah karena dia berani menyuarakan haknya. Kedua, supaya kasus Marsinah ini selalu kita ingat,” ujar Dian  

Setiap hari, radio ini melakukan siaran radio dari jam empat sore hingga jam sepuluh malam di frekuensi 106 FM daerah Semper, Jakarta Utara. Namun, radius jangkauan sinyal yang hanya sampai 2,5 km membuat radio ini hanya bisa didengarkan di wilayah Semper saja. Topik yang dibahas dalam siaran ini adalah isu seputar kesejahteraan buruh, kekerasan seksual di tempat kerja, dan hiburan. Lalu, ada juga tulisan yang biasa dimuat di website Marsinah FM. Selain itu, Radio Marsinah juga mengadakan talkshow yang membahas hak buruh perempuan dari kacamata hukum dan gerakan buruh, pelatihan siaran, diskusi bulanan, dan juga merespon momentum-momentum seperti Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang biasanya diliput sekaligus live streaming di instagram dan facebook Radio Marsinah. “Aktivitas rutin yang juga biasa kami lakukan adalah kumpul bersama teman-teman. Jadi selain ada online, offline juga ada,tutur Dian     

Keinginan Radio Marsinah untuk menyuarakan hak-hak buruh perempuan yang diperkuat dengan isu dan persoalan komunitas yang tidak mendapatkan tempat di media lain ini   melatar belakangi berdirinya Radio Marsinah sekaligus menjadi keunikan bagi Radio Marsinah ini.  “Media mainstream mewakili kepentingan pemiliknya, pemilik modal terbanyak, dan iklan yang masuk, sehingga tidak ada tempat bagi komunitas,” ucap Dian 

Dari masyarakat sekitar sendiri memberikan tanggapan positif mengenai kegiatan menyuarakan suara buruh, khususnya wanita, yang diadakan oleh Radio Marsinah. Namun,  jangkauan yang kurang luas membuat Radio Marsinah belum terlalu dikenal masyarakat. “Saya tidak mengetahui keberadaan radio ini, tapi menurut saya itu sangat bagus apalagi ini serikat buruh untuk perempuan. Kita tau kalau di tempat kerja, khususnya di pabrik, banyak perempuan yang terkena pelecehan seksual baik verbal maupun non verbal, baik dari rekannya maupun atasannya. Saran saya sih, diperluas lagi jangkauannya,” ujar Firman Ardiansyah selaku pekerja.

Hawari Rahmadito

Tag:    komunitas  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top