Politeknik STMI Jakarta Perbolehkan Aktifitas di Kampus pada Masa Transisi PSBB -

Politeknik STMI Jakarta Perbolehkan Aktifitas di Kampus pada Masa Transisi PSBB


maulanayusuf.com
Dok.Industria

lpmindustria - Seiring dengan berlakunya PSBB transisi, Politeknik STMI Jakarta memperbolehkan beberapa kegiatan dilaksanakan secara langsung. Namun, tidak semua kegiatan diperbolehkan karena harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan.

Saat masa PSBB transisi, Politeknik STMI Jakarta telah mengadakan kembali beberapa kegiatan kampus secara offline. Kegiatan tersebut adalah sidang dan seminar untuk mahasiswa tingkat akhir. “Prodi SIIO saat ini hanya melakukan sidang dan seminar saja untuk sementara ini,” tutur Noveriza Yuliasari selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO).

Tak hanya Prodi SIIO, kegiatan tersebut juga telah dilaksanakan oleh ketiga Prodi lainnya, yaitu Administrasi Bisnis Otomotif (ABO), Teknik Kimia Polimer (TKP), dan Teknik Industri Otomotif (TIO). Untuk Prodi TIO, kegiatan seminar perdana telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juni lalu. “Dilaksanakannya offline, tetapi disiarkan secara online. Jadi, boleh bawa pasukan tetapi lihatnya di rumah saja lewat Zoom,” jelas Muhammad Agus selaku Kaprodi TIO.

Lalu, untuk Prodi TKP sendiri ada kegiatan khusus yang dapat dilakukan mahasiswanya di kampus. Fitria Ika Ariyanti selaku Kaprodi TKP menuturkan bahwa mahasiswa jurusan TKP dapat menyelesaikan tugas akhirnya di laboratorium kampus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Prodi. Selain itu, Fitria mengatakan untuk mahasiswa yang ditugaskan membuat face shield dan hand sanitizer juga diperbolehkan untuk datang ke kampus. 

Pemilihan kegiatan yang diadakan langsung di kampus ini didasarkan oleh beberapa alasan. Untuk seminar dan sidang, kegiatan tersebut dapat dilakukan secara offline karena bersifat offline dan tidak terbuka. “Jadi, seminar hanya dihadiri oleh mahasiswa yang bersangkutan saja, tidak boleh membawa pasukan,” jelas Yulius Jatmiko selaku Kaprodi ABO.

Selanjutnya untuk kegiatan khusus prodi TKP, Fitria mengatakan bahwa ada beberapa hal terkait penyelesaian tugas akhir yang harus dilaksanakan di laboratorium. Lalu, mahasiswa yang ditugaskan untuk membuat face shield dan hand sanitizer juga diizinkan karena mereka datang untuk membantu.

Sebelumnya, terdapat kegiatan praktikum susulan untuk prodi TIO dan TKP yang direncanakan pada 8-19 Juni 2020. Namun, hal tersebut ditunda karena peraturan pemerintah DKI Jakarta terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jakarta. “Kita sudah jadwalkan sesuai nota dinas, yaitu dari tanggal 8 hingga 19 Juni. Tetapi, kita juga harus memperhatikan peraturan daerah Jakarta. Kalau tetap bersikukuh dan terjadi sesuatu, kita bisa kena,” kata Fitria. Hal tersebut dibenarkan pula oleh Agus.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di kampus selama masa transisi ini, Sonny Taufan selaku Pembantu Direktur (Pudir) I bagian Akademik menuturkan bahwa kampus akan melaksanakan kegiatan new normal-nya dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan arahan Kementrian Perindustrian (Kemenperin). 

Selanjutnya, Sonny mengatakan kebijakan new normal lainnya adalah melakukan kehadiran lima puluh persen bagi para pegawai di kampus. “Dengan dasar itu, kita membagi kehadiran. Ada yang hari Senin dan Rabu dan ada pula yang hari Selasa dan Kamis,” tuturnya. Lalu, pihak kampus juga memberikan dispensasi bagi dosen yang berusia diatas 60 tahun karena kondisinya yang rentan akan virus. “Karena usia di atas 60 tahun lebih rentan, mereka memiliki previlege tertentu. Dari yang seharusnya dua kali kehadiran, mereka diperbolehkan masuk satu kali saja,” jelas Sonny.

Selain itu, terdapat ketentuan dan kriteria yang harus dipenuhi mahasiswa agar bisa memasuki kawasan kampus. Fitria menjelaskan bahwa mahasiswa yang akan datang ke kampus harus mengisi self-assessment sehari sebelum kedatangannya. Hal itu dilakukan guna memastikan risiko kesehatan pada mahasiswa tersebut. 

Mengenai risiko tersebut, Fitria mengatakan bahwa ada tiga kategori risiko kesehatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. “Kalau mahasiswa memiliki risiko tinggi, ia akan diminta untuk rapid test. Jika ada di kategori sedang, kampus sudah menerapkan protokol kesehatan. Dia harus mengecek suhu di pos satpam. Setelah itu, dia juga harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang juga telah ditetapkan, seperti masker, sarung tangan, dan face shield,” ucap Fitria. 

Sebagaimana yang dijelaskan Noveriza sebelumnya, kegiatan di atas bersifat sementara. Perihal perkuliahan di masa transisi, Sonny mengatakan bahwa hal tersebut masih belum dibicarakan secara teknis karena perlu diolah oleh Prodi dan Manajemen kampus. “Kemarin kita melaksanakan seminar yang dihadiri Dirjen Eselon I Pendidikan Vokasi, arahannya adalah kita menerapkan new normal. Kita tetap melakukan pembelajaran, pembelajaran itu dilakukan dengan blended system. Jadi, akan ada online-nya dan juga ada offline-nya,” tutur Sonny.

 

Luqman Aradhana

Tag:    politeknik-stmi-jakarta  |  stmi  |  


BERITA TERKAIT

TULIS KOMENTAR

Top