Ditengah perubahan iklim yang semakin ekstrem, gaya hidup berkelanjutan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Menerapkan sustainable living dapat memberi dampak besar terhadap lingkungan, tetapi dalam menerapkannya pasti ada tantangan dan hambatan yang dihadapi.
Sustainable living atau gaya hidup berkelanjutan adalah gaya hidup yang bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Siti, mahasiswa Agribisnis IPB, gaya hidup ini bisa jadi solusi jangka panjang jika diterapkan secara konsisten. Aira, mahasiswa Teknik Kimia Polimer Politeknik STMI Jakarta, menambahkan bahwa jika banyak orang beralih ke gaya hidup ini akan memberikan dampak signifikan dan menjadi tanggung jawab bersama. Sustainable living bukan hanya sekadar tren belaka dan teori, tetapi tentang bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Winda, founder komunitas Green Genius, menceritakan pengalamannya bagaimana ia membangun kebiasaan hidup berkelanjutan ini, “Kalau untuk aku sendiri, sustainable living yang aku lakukan pertama adalah mengelola sampah pribadi aku dulu. Jadi dari memilah sampah di rumah, kemudian mengurangi penggunaan sampah-sampah plastik seperti botol plastik, gelas minuman plastik,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa meskipun terasa berat dan merepotkan, ia selalu membawa dua tumbler untuk kebutuhan minum hariannya. Dari kebiasaan inilah, individu maupun komunitas dapat berkontribusi nyata untuk menjaga lingkungan.
Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan gaya hidup ini adalah ketergantungan pada barang-barang yang kurang ramah lingkungan. Menurut Winda, banyak orang masih terpaksa menggunakan plastik karena kebutuhan sehari-hari, seperti membawa belanjaan, atau saat membeli minuman kemasan, “Dan salah satu yang tidak bisa kita pungkiri adalah plastik itu murah harganya dan mudah didapat. Jadi seperti kebutuhan manusia yang tinggi dibarengi dengan murahnya atau banyaknya suplai plastik yang menjadi tantangan,” ujarnya. Kebiasaan ini sudah sangat melekat, sehingga butuh usaha lebih untuk mengubahnya. Selain itu, keterbatasan fasilitas seperti tempat sampah yang tidak memadai juga menjadi hambatan, justru kondisi ini seharusnya menjadi pemicu agar masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Penerapan sustainable living memberikan dampak positif yang besar, terutama dalam menjaga lingkungan dan mengurangi sampah plastik. Winda, menyebut bahwa selama satu setengah tahun terakhir kesadaran orang-orang di sekitarnya meningkat, termasuk keluarga dan teman-temannya. Menurutnya, pengurangan plastik dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan akan berdampak jangka panjang. Kesadaran kolektif ini mendorong perubahan nyata yang berkontribusi pada pengurangan kerusakan alam dan terciptanya lingkungan yang lebih hijau dan bersih. Dalam menghadapi tantangan lingkungan yang terus meningkat, maka setiap langkah kecil yang kita lakukan akan sangat berdampak signifikan. Dengan mengelola sampah secara bijak, mengurangi penggunaan plastik, dan meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan, kita dapat berperan dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang. Peran individu, komunitas, dan dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk menciptakan perubahan yang nyata. Sebagai mahasiswa, kita memiliki kesempatan besar untuk memulai perubahan ini dalam kehidupan sehari-hari dan menginspirasi orang lain untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan.
Penulis : Muhammad Nur Ikhsan
Editor :Sheillomitha Salsa