Pengadaan Ruang Kesehatan di Politeknik STMI Jakarta

lpmindustria.com – Politeknik STMI Jakarta saat ini sudah mempunyai fasilitas penunjang baru yaitu, ruang untuk pemeriksaan kesehatan. Ruangan ini dibentuk untuk pemenuhan standar K3 dan meningkatkan akreditasi.

Beberapa waktu yang lalu, Politeknik STMI Jakarta telah melakukan penambahan fasilitas berupa ruang Unit Kesehatan Kampus (UKK). Penambahan fasilitas tersebut dilakukan berdasarkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta untuk mendapatkan nilai akreditasi yang baik. “Latar belakang pengadaan klinik secara keamanan dan prosedur dalam K3. Bahwa, setiap organisasi atau institusi harus mempunyai suatu ruangan yang dipakai untuk orang sakit. Lalu, dasar yang kedua karena tuntutan akreditasi. Dalam tuntutan akreditasi menyebutkan, untuk mendapatkan akreditasi dengan poin yang baik distandar harus ada klinik,” tutur Dedy Trisanto, selaku Pembantu Direktur II Bidang Sarana dan Prasarana. Hal serupa juga dikatakan oleh ketua Korps Sukarela (KSR)  Politeknik STMI Jakarta, M.Efrizal Chanafiah. Efrizal mengatakan bahwa, sebelumnya KSR pernah melakukan pengajuan untuk pengadaan klinik, tetapi belum bisa terealisasi karena keterbatasan ruangan.

Saat ini ruang UKK sendiri di dalamnya sudah ada peralatan yang dapat digunakan untuk pemeriksaan. “General check up saja mulai dari tempat tidur, untuk cek tensi darah, cek kolesterol, asam urat, dan gula darah. Selain itu, ada stetoskop dan peralatan standar K3 lainnya, seperti perban dan betadine,” jelas Dedy. Ia juga menjelaskan bahwa klinik sudah dapat digunakan, namun masih terkendala dengan tidak adanya petugas medis. “Peralatan medis sudah ada, tetapi untuk petugas kliniknya memang belum tersedia. Akhirnya, kita sifatnya itu insidental saja, ketika ada yang sakit baru  kita panggil dokter,” tuturnya.

Selain itu, penanggung jawab ruang UKK sendiri saat ini masih menjadi tanggung jawab bagian umum. Rencana kedepannya pihak kampus akan melakukan kerja sama dengan KSR. “Saat ini masih bagian umum, tapi nanti ketika sudah melakukan kerja sama dengan KSR, mungkin KSR yang mengoprasikan,” jelas Dedy. Hal serupa juga dikatakan oleh Efrizal. “Rencananya mau ada dari Prodi dan sebelumnya juga kita sempat diskusi dengan Pak Mustofa dan beliau mendukung dengan adanya KSR ini sebagai tim kerja sama untuk mengelola klinik,” terang Efrizal.

Lokasinya ruang UKK berada di Gedung A lantai 6. Lokasi tersebut dipilih karena keterbatasan ruang yang ada. “Karena keterbatasan ruangan yang ada, jadi di lantai 6. Hal ini dikarenakan, tempat lain sepertinya sudah penuh untuk laboratorium, kelas, dan kegiatan lainnya,” jelas Dedy. Perihal ruang UKK, ternyata lokasi tersebut dianggap kurang ideal oleh Efrizal. “Sebenarnya idealnya itu di basemant, kalau tempatnya di lantai 6 itu kurang ideal. Fokusnya UKK ini agar semua orang tahu. Apabila berada di lantai 6, seperti apa cara kita menginformasikan ke masyarakat kampus. Selain itu, lokasinya tidak strategis untuk mengevakuasi korban, harus naik tangga atau lift,” jelas Efrizal.

Terlepas dari hal tersebut, Efrizal mengaku sangat senang dengan adanya ruang UKK ini. Ia mengatakan bahwa, kampus sudah memberdayakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Kalau dari saya sendiri sangat mengembirakan, karena kampus memberdayakan salah satu UKM, berarti kampus sudah mulai mendukung adanya program-program yang ada di UKM,” tutup Efrizal.

Ida Amelia

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *