lpmindustria.com – Hari Gerakan Nasional Membaca dicanangkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002. Gerakan ini dilakukan untuk membantu meningkatkan minat baca masyarakat.
Indonesia setiap tahunnya memperingati Hari Gerakan Nasional Membaca. Megawati Soekarno Putri, Presiden Indonesia ke-5 (2001-2004) merupakan sosok yang mencetuskan gerakan ini. Gerakan Nasional Membaca dilakukan untuk membantu meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
Dilansir dari dispusip.pekanbaru.go.id, Kala itu minat baca masyarakat Indonesia tergolong masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh karena itu, peran pustakawan menjadi sangat penting dalam membentuk literasi masyarakat. Pustakawan harus mampu berpartisipasi dalam mengembangkan inovasi dan strategi baru agar membaca dapat menjadi kegemaran yang meresap dalam budaya bangsa Indonesia. Melalui hal tersebut, pada 12 November 2002 dijadikannya sebagai Hari Gerakan Nasional Membaca.
Berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA), dalam laman lkpj.jabarprov.go.id, dijelaskan bahwa indeks membaca orang Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat membaca buku. Rendahnya tingkat minat membaca ini dapat mengakibatkan terbatasnya wawasan dan pengetahuan di kalangan masyarakat, yang pada akhirnya berpotensi menciptakan ketertinggalan dalam berbagai aspek pembangunan. Upaya perbaikan dalam meningkatkan minat baca diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan ini.
Dilansir dari dispusipda.jabarprov.go.id, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Pertama, menyediakan sebuah fasilitas yaitu KOLECER (Kotak Literasi Cerdas). KOLECER merupakan sebuah inovasi perpustakaan mini yang ditempatkan pada ruang-ruang publik seperti taman, pedestrian, lapangan olahraga, dan fasilitas umum lainnya.
Kedua, melaksanakan pelayanan perpustakaan melalui Mobil Unit Perpustakaan Keliling kepada masyarakat di tempat-tempat umum, sekolah, taman bacaan, tempat persinggahan anak, serta panti jompo. Ketiga, pembuatan aplikasi bernama CANDIL (Maca Dina Digital Library). Aplikasi tersebut ditujukan untuk buku digital yang dapat diakses melalui smartphone.
Dilansir dari antaranews.com, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyelenggarakan Festival Literasi sebagai bagian dari peringatan Bulan Bahasa dan dalam rangka Gerakan Nasional Membaca. Dari berbagai rangkaian kegiatan tiga hari berturut-turut, salah satu acara yang mencolok adalah inisiatif gerakan membaca bersama selama 15 menit, kegiatan ini diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pentingnya membaca tidak hanya sebagai kegiatan pribadi, tetapi juga sebagai investasi dalam pengembangan potensi diri dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, belum lama ini pun diperingatinya Hari Gerakan Nasional Membaca yang jatuh setiap tanggal 12 November.
Dengan terus memperingati Hari Gerakan Nasional Membaca setiap tahunnya, diharapkan pemerintah, sekolah, perpustakaan, dan komunitas literasi terus berinovasi dalam menyediakan akses yang lebih mudah dan menarik terhadap bahan bacaan. Harapan terbesar adalah terciptanya budaya membaca yang kuat sebab membaca bukan hanya kebutuhan, tetapi juga kegemaran bagi setiap individu sehingga masyarakat Indonesia dapat bersaing dalam ranah pengetahuan dan mengatasi berbagai tantangan global dengan lebih baik.
Penulis: Atikah Nur Sabrina
Editor: Nayla Auliya Andhini