The Mandela Effect, Ketika Dunia Hanyalah Simulasi Komputer

Judul                : The Mandela Effect

Sutradara          : David Guy Levy

Produser           : Joshua Fruehling, David Guy Levy, Steffen Schlachtenhaufen

Penulis             : David Guy Levy, Steffen Schlachtenhaufen

Tayang             : 23 Oktober 2019

“The Mandela Effect” merupakan film fiksi ilmiah horor yang dirilis pada tahun 2019 lalu yang disutradarai serta ditulis oleh David Guy Levy. Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga kecil yang bahagia, namun berubah saat sang anak meninggal karena sebuah musibah. Sang ayah yang diperankan oleh Charlie Hofheimer tidak bisa percaya akan kepergian anaknya dan berpikir bahwa anaknya masih hidup namun berada di dimensi yang berbeda.

Setelah semua pencarian yang dilakukan, akhirnya, sang ayah menyadari bahwa selama ini ia mengalami fenomena mandela effect dan beranggapan bahwa ia hidup dalam sebuah simulasi yang dijalankan oleh super komputer. Mandela effect sendiri merupakan sebuah teori dimana saat seseorang atau sekelompok orang memiliki memori yang salah tentang suatu peristiwa. Oleh sebab itu, sang ayah merasa bahwa dunia yang ia tinggali sekarang sedang terjadi kerusakan yang mengakibatkan dia kehilangan anaknya, sehingga ia ingin membuat program untuk kembali memperbaiki dunianya dan mengembalikan anaknya.

Dari segi konsep cerita yang diangkat, film ini memiliki konsep yang menarik karena mengangkat sebuah teori yang unik di dalamnya. Namun penggambaran karakter dalam film ini terkesan terburu-buru, sehingga penonton kurang bisa merasakan emosi dari pemain. Walaupun demikian, penjelasan seputar teori yang diangkat dalam film ini dijelaskan dengan sangat baik melalui penggambaran yang menarik. Film ini berhasil mengangkat teori tentang cara kerja mandela effect dimana film ini mengangkat sudut pandang bahwa dunia adalah sebuah simulasi.

Selain itu, film ini juga menunjukkan perjuangan dari orang tua yang ingin menyelamatkan anaknya, serta memperlihatkan kesedihan yang dirasakan mereka saat kehilangan seorang anak. Namun sangat disayangkan karena film ini tidak bisa mengeluarkan semua potensi dari konsep yang dibuatnya. Alur yang disajikan juga kurang menarik dan terkesan dipaksakan, terutama saat sang ayah menemukan super komputer rahasia. Alur tersebut terkesan memaksa karena ia menemukan super komputer di sebuah universitas dan bukan di tempat yang lebih rahasia. Namun, hal ini mungkin dilakukan untuk mempermudah tokoh utama mengoperasikannya. Selain itu cerita yang disajikan dalam film ini hanya berputar di tokoh utama saja, sehingga sudut pandang yang disajikan terkesan sempit dan penuh pengulangan.

Walaupun begitu, film ini tetap bisa dinikmati dan cukup direkomendasikan untuk para penyuka film-film yang mengandung teori karena penyajian teori disini sangatlah jelas. Hanya saja terdapat kekurangan di bagian penggambaran tokoh. Oleh karena itu, film ini mendapatkan rating 5,7/10 di IMDb dan 20% di situs Rottentomatoes.

Penulis: Aldi Ihza Maula
Editor: Ela Auliyana

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *