lpmindustria.com – Tim robotik Madrasah Technonatura berhasil menjadi juara pada ajang kompetisi Robotik Regional Pacific Selatan di Sydney, Australia pada Minggu (17/03/2019). Hal tersebut membawa tim ini maju pada kompetisi robot dunia, FRC 2019.
Pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Kali ini tim Java Knights dari Madrasah Technonatura, Depok berhasil menjadi juara pada ajang kompetisi Robotik Regional Pacific Selatan yang diselenggarakan di Sydney, Australia pada Minggu (17/03/2019). Pada kompetisi tersebut, tim Java Knights berhasil menyabat penghargaan “Rookie Allstars” dengan mengungguli sembilan peserta dari negara lain.
Kapten tim Java Knights, Hisham Wahono mengungkapkan bahwa pada kompetisi kali ini tema yang diberikan adalah Destination: Deep Space. Ia dan timnya hanya diberikan waktu enam minggu untuk menyelesaikan robot buatannya. “First Robot Competition yang kita ikuti kali ini punya peraturan, yaitu kita hanya boleh menyelesaikan robot buatan kita selama enam minggu. Lalu setiap tahun di awal Januari ada yang namanya kick off, akan ada live stream untuk menyaksikan game (simulasi) robot yang telah dibuat oleh setiap peserta,” ujar Hisham yang dikutip dari Newsline MetroTv.
Dalam kompetisi ini, peseta diberi tantangan untuk membuat robot yang membantu peluncuran roket ke ruang angkasa. Tim Java Knights merancang dan membangun sistem kontrol mekanis, listrik, perangkat lunak, serta mengintegrasikan semuanya ke dalam satu mesin yang dikendalikan dari jarak jauh. “Dari ini, tim Java Knights berkesempatan belajar keterampilan teknik, merakit logam, pemrograman Java C++ atau National Instruments LabVIEW, sistem control, serta Cumputer-Aided Design (CAD) dan sejumlah teknik lainnya,” tutur Riza Wahono, Direktur Madrasah Technonatura yang dilansir dari situs kemenag.go.id.
Tim Java Knights berisi kurang lebih 30 siswa Madrasah Technonatura yang berusia 14-18 tahun dan terbagi dalam tiga divisi, yaitu divisi engineering, divisi bisnis, dan divisi media. “Jadi sebenarnya 30 orang ini kita bagi dalam divisi-divisi dan sub-sub divisi, ada divisi engineering yang tanggung jawab sama robotnya, bikin robotnya dan mengurus segala macam tentang robotnya. Ada divisi bisnis yang mengurus partnership, sponsorhip buat kita, dan ada divisi media,” jelas Hisham Wahono.
Raihan, salah satu anggota divisi engineering, mengaku bahwa ia mendapat referensi untuk membuat robot tahun ini dari game (simulasi) tahun-tahun sebelumnya dan dari para tim profesional. “Sebenarnya game-game tahun lalu banyak yang mirip seperti game yang sekarang, jadi saya lihat dari game-game tahun lalu dan mencari referensi dari tim-tim yang sudah professional,” ungkap Raihan dikutip dari Newsline MetroTv.
Sebelumnya, tim Java Knights juga berhasil menjadi juara di ajang Robotik Southern Cross Regional yang juga diselenggarakan di Sydney, Australia pada 12 Maret 2019 lalu dengan mendapat penghargaan “Rookie Inspiration Award”. Berkat prestasi tersebut, tim Java Knights berhak mendapat tiket untuk mengikuti World Championship Robot 2019 atau First Robotics Competition (FRC) 2019 yang berlangsung di Texas, Amerika Serikat pada bulan April ini. “Alhamdulillah, tim Java Knights mendapatkan penghargaan Allstars Rookie. Sebelumnya, di ajang Southern Cross di Sydney pada 12 Maret 2019, Java Knights juga meraih penghargaan Rookie Inspiration Award. Dengan penghargaan Allstars Rookie, tim Java Knights mendapatkan tiket untuk mengikuti First Robotics Competition (FRC) 2019 di USA bulan April,” ujar Riza Wahono dikutip dari situs gomuslim.co.id.
Menurut Riza, FRC 2019 merupakan sebuah kompetisi olimpiade robot yang bertujuan membangun pemuda masa depan. Kompetisi berskala internasional ini turut mengajak mentor dan siswa berumur 14-18 tahun untuk membuat robot yang berfungsi sesuai dengan target. Walaupun dituntut untuk bersaing dengan tim robot lainnya, dalam kompetisi ini harus tetap menciptakan lingkungan yang professional dan ramah bagi seluruh tim dunia. “FRC 2019 adalah kompetisi robot, bukan kontes perkelahian robot. Tema dan gamenya didesain sedemikian rupa seperti olahraga di olimpiade dengan prinsip yang solid dari sportivitas, kerja sama, keramahan, kasih sayang, dan tetap professional,” tutur Riza Wahono yang dilansir dari situs kemenag.go.id.
Izaz Ghozi Murtadho