Perolehan Mendali Indonesia pada Ajang Paralimpiade Tokyo 2020

lpmindustria.com – Dua pekan sudah para atlet Indonesia berjuang dalam ajang Paralimpiade 2020 yang berlangsung pada tanggal 24 Agustus – 05 September 2021 di Tokyo. Paralimpiade atau paralympic sendiri menurut KBBI merupakan pertandingan olahraga antar bangsa khusus untuk penyandang cacat.

Mendali pertama untuk Indonesia disebutkan pada situs resmi kemenpora.go.id yaitu perak yang berhasil didapatkan oleh Ni Nengah Widiasih pada cabang olahraga (cabor) powerlifting (baca: angkat beban) 41 kilogram (kg). Bukanlah hal yang mudah baginya untuk meraih posisi kedua, setelah gagal pada percobaan kedua dengan angkatan seberat 98 kg. Saat itu, beliau menempati posisi ketiga di akhir putaran kedua. Pada Kamis (26/8), akhirnya Ni Nengah kembali melakukan angkatan 98 kg dan berhasil menempati urutan kedua menggeser Clara Fuentes dari Venezuela.

Kembali dilansir pada laman yang sama, Saptoyogo Purnomo berhasil mendapatkan mendali perunggu pada cabang olahraga para atletik (27/8). Hasil ini di luar dugaannya yang berhasil melewati lintasan para atletik nomor lari 100 meter putra kategori T37. “Mendali perunggu ini merupakan sebuah kejutan di ajang Paralimpiade 2020. Awalnya, saya hanya ditargetkan untuk pecah rekor pribadi, tetapi bersyukur bisa dapat mendali perunggu,” ungkap Saptoyogo. Saat babak final yang berlangsung di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, ia atlet adalah yang ketiga sampai di garis akhir dengan catatan waktu 11,31 detik.

Selanjutnya pada laman resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, mendali perunggu kembali disumbangkan oleh David Jacobs 28/8. Ia mampu menempati posisi ketiga pada cabang olahraga para tenis meja setelah gagal melawan Mateo Boheas dari Perancis saat pertandingan semifinal di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang dengan skor 2-3. Saat itu, David menjalankan dua pertandingan sekaligus. Rima Ferdianto selaku pelatih para tenis meja, merosotnya kondisi fisik menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya permainan. “Pada pertandingan semifinal tadi, penampilan David menurun. Hal itu terlihat dari forehand top spin atau salah satu teknik dalam tenis mejanya sudah tidak terlalu tajam lagi. Pertahanan lawan hari ini juga bagus jadi menyulitkan David dalam menyerang,” ucap Rima.

Pada laman twitter Presiden Republik Indonesia, @jokowi (4/9), Indonesia kembali dimeriahkan dengan perolehan satu mendali perak pada cabang olahraga para badminton. Atlet dari cabang olahraga tersebut bernama Dheva Anrimusthi yang berada di nomor tunggal putra Standing Upper (SU) 5 yaitu kode untuk atlet dengan hambatan tubuh bagian tungkai atas. Dikutip dari laman setkab.go.id, Dheva sebagai unggulan pertama meraih perak setelah pada laga final takluk atas unggulan kedua Cheah Liek Hou dari Malaysia dengan skor 17-21, 15-21. Tidak hanya itu, Suryo Nugroho yang juga merupakan atlet nomor tunggal putra SU5 turut menyumbangkan mendali perunggu. Suryo berhasil menaklukkan atlet Taiwan Fang Jen Yu dalam dua gim langsung dengan perolehan skor  21-16, 21-9.

Setelah itu dikutip pada situs resmi Kemenpora pada Sabtu (4/9), keberhasilan Suryo disusul oleh kemenangan badminton ganda putri SL3-SU5 yang berlangsung di Yoyogi National Stadium. Standing Lower (SL) 3 merupakan klasifikasi atlet dengan hambatan berjalan. Pasangan Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah mempersembahkan mendali emas pertama bagi Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Adapun keberhasilan ini diraih usai mengalahkan pasangan asal Cina Cheng Hefang/Ma Huihui dalam dua gim langsung  dengan skor 21-18, 21-12. Perolehan mendali emas pertama ini disambut gembira oleh Chef de Mission (baca: pemimpin) kontingen Indonesia yaitu Andi Herman dan Senny Marbun selaku ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia. Senny menyampaikan bahwa sejak menginjakkan kaki di Tokyo, mendali emas ini lah yang diharapkan. “Akhirnya, kita pecah telor dengan berhasil meraih emas,” sebutnya.

Kembali mengutip laman resmi Kemenpora, di hari terakhir pelaksanaan Paralimpiade 2020 (5/9), cabang olahraga bulu tangkis kembali meraih mendali emas oleh Hary Susanto/Leani Ratri Oktila dari nomor ganda campuran SL3-SU5. Pasangan para badminton Indonesia berhasil mengalahkan  pasangan Perancis yaitu  Lucaz Mazur/Faustine Noel. Pertandingan antar dua tim tersebut berjalan cukup sengit karna saling mengejar poin. Akhirnya, pertandingan ini pun berujung dengan kemenangan Indonesia dengan skor 23-21, 21-17. Dengan demikian pada laman paralympic.org, perolehan akhir Indonesia berhasil membawa sembilan mendali dengan rincian dua mendali emas, tiga mendali perak, dan empat mendali perunggu, serta menempatkan diri di posisi ke-43.

Hasil yang luar biasa ini tidak terlepas dari semangat para atlet Indonesia berjuang di berbagai cabang olahraga pada ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Dilansir dari unggahan Instagram milik @kemenpora, Indonesia mengirim 27 atlet dari tujuh cabor. Berikut rinciannya yaitu tujuh atlet atletik, dua atlet renang, tujuh atlet badminton, tiga atlet tenis meja, satu atlet angkat beban, dua atlet menembak, serta satu atlet bersepeda. Pada situs resmi Kemenpora Zainudin Amali selaku Menpora RI menyampaikan rasa syukurnya atas hasil kontingen Indonesia. “Hasil ini meningkat dari pencapaian yang diraih pada Paralimpiade di Rio de Jenero tahun 2016 dimana kontingen Indonesia hanya memperoleh satu mendali perunggu dan berada di peringkat ke-76,” ujarnya.

Terakhir melalui situs resmi Kemenpora (7/9), Leani Ratri Oktila peraih dua mendali emas dan satu mendali perak dari cabang olahraga para badminton merasa senang dengan adanya kesetaraan atlet. “Perjuangan dan hasil latihan saya tidak sia-sia dan benar-benar merasa disetarakan,” tuturnya saat dijumpai di VIP Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta. Terlebih menurutnya, sekarang ini tidak ada yang membedakan antara atlet olimpiade dengan atlet paralimpiade.

Penulis: Hanny Kurnia Putri
Editor:
Artha Julia

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *