Pecahkan Paradigma, Tantang Standar Kecantikan yang Kaku!

lpmindustria.com – Standar kecantikan menjadi hal yang kontroversial dan dapat mempengaruhi kesehhatan mental anak muda. Perlunya upaya untuk menciptakan standar kecantikan yang positif agar lebih mencintai diri sendiri.

Standar kecantikan yang ada di sepanjang sejarah selalu menjadi topik perdebatan yang menarik. Dari wanita Venus kuno hingga ikon kecantikan, seperti Marilyn Monroe dan Audrey Hepburn, definisi kecantikan telah berubah seiring waktu. Namun, yang sebenarnya menentukan standar kecantikan?

Menurut Gita Aprilia salah satu mahasiswi jurusan psikologi standar kecantikan ialah suatu tolak ukur yang dijadikan untuk mengukur kecantikan seseorang. Seseorang dapat dikatakan cantik apabila memenuhi tolak ukur yang sudah ditentukan dan biasanya standar kecantikan itu bisa ada karena paparan media maka semakin luas standar kecantikan yang ada.

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa standar kecantikan berbeda di berbagai budaya. Apa yang dianggap cantik di satu negara mungkin tidak diterima di negara lain.  Dengan mengambil contoh negara Korea dan Amerika memiliki standar kecantikan yang sangat berbeda. Di negara Korea standar kecantikan yang berlaku, seperti memiliki kulit yang putih, mata yang lebar, dan memiliki ukuran tubuh yang terbilang kurus atau ramping sedangkan di negara Amerika cenderung lebih menyukai warna kulit yang lebih gelap dan tidak sedikit ada yang merubah bagian tubuhnya menjadi lebih besar dengan melakukan operasi implan

Menurut pandangan Najla sebagai masyarakat umum, standar kecantikan di Indonesia saat ini cukup beragam. “Standar kecantikan yang tercipta di Indonesia pada saat ini adalah badan sawo matang dan badan berisi yang memiliki lekukan. Standar lainnya merupakan salah satu standar kecantikan populer di Asia adalah memiliki badan yang langsing atau ramping, kulit yang putih dan mulus, bibir merah muda merona, rambut yang panjang dan lurus,” jelas Najla.

Media penyebaran dari banyaknya standar kecantikan di Indonesia yang paling berpengaruh menurut Patrick Alden sebagai seorang mahasiswa, adalah sosial media. Melalui sosial media, seperti Instagram, tiktok, video beauty vlogger masyarakat dapat mudah terpengaruh terhadap standar yang ada. Tak banyak juga yang sangat terobsesi dengan adanya standar kecantikan itu sehingga memaksakan dirinya untuk mengikuti tren yang ada.

Setelah mengetahui pengaruh media dalam penyebaran standar kecantikan di Indonesia dan juga adanya perbedaan budaya asing yang masuk ke dalam negeri, memunculkan penurunan kesehatan mental dari kalangan anak muda yang terobsesi dengan adanya standar kecantikan. “Biasanya anak muda yang terlalu memaksa untuk mengikuti standar kecantikan cenderung kurang percaya diri dan bisa menimbulkan rasa cemas yang berlebihan karena dia merasa tidak bisa memenuhi standar yang ada dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain yang menurut dia lebih memenuhi kriteria standar kecantikan,” ucap Gita Aprilia

Standar kecantikan tidak hanya relevan bagi perempuan, tetapi juga bagi laki-laki. Meskipun mereka mungkin tidak memperhatikan kecantikan sebanyak perempuan, laki-laki juga memiliki preferensi dan standar kecantikannya sendiri. secara umum, laki-laki memiliki preferensi terhadap penampilan fisik yang menarik dan proporsional, seperti wajah yang simetris, tubuh yang atletis, dan fitur tubuh yang indah seperti mata besar dan rahang yang kuat sehingga tak banyak laki laki mendapat diskriminasi oleh masyarakat sekitarnya karena tidak memenuhi standar yang ada.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan standar kecantikan yang lebih positif. Seperti yang dikatakan oleh Najla Fathin dalam menciptakan hal itu sangat lah mudah dengan langkah utama yaitu mulailah untuk mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan yang kita miliki dan jangan pernah memandang rendah diri sendiri karena bagaimana pun kita memiliki value yang berbeda dimata orang lain, serta tidak lupa untuk selalu merawat diri kita dengan hidup sehat karena itu merupakan langkah untuk menciptakan standar kecantikan yang positif.

Penulis: Erlin Ayu
Editor: Galih Baratha

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *