lpmindustria.com – Perilaku impulsif adalah perilaku dimana seseorang terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu dan bertindak tanpa berpikir secara sadar maupun tidak sadar sehingga dapat menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan mentalnya.
Menurut Daffa sebagai mahasiswa psikologi, perilaku impulsif merupakan perilaku dimana seseorang tidak berpikir dahulu sebelum melakukan tindakan atau melakukan sesuatu. Pernyataan dari seorang mahasiswi lain, Imtihani, juga tidak jauh berbeda dengan pernyataan Daffa. Menurutnya, perilaku impulsif merupakan sikap seseorang dimana saat dia melakukan sesuatu dia tidak memikirkan apa dampak atau risiko yang dapat terjadi.
Memang tidak semua kegiatan berbelanja dalam jumlah banyak dapat disebut sebagai belanja impulsif. Tetapi, terdapat beberapa indikator dari impulsive buying itu sendiri, seperti membeli barang berlebihan dengan dalih self-reward. Di satu sisi, hal ini tidak salah apabila kita menempatkannya dengan bijak. Tetapi, jika kita terus menerus membeli barang dengan dalih self-reward maka itu dapat dikategorikan sebagai impulsive buying. Kemudian indikator selanjutnya, ketika kita membeli barang tanpa pertimbangan. Ketika kita tertarik pada suatu produk dan langsung kita beli tanpa berpikir terkait manfaat ataupun hal lainnya maka itu dapat dikategorikan sebagai impulsive buying juga.
Faktor pemicu utama seseorang berperilaku impulsif menurut Daffa adalah genetik, seperti orang tua yang sering marah atau lingkungan yang mudah tempramental. Sedangkan, menurut Imtihani, faktor pemicu utama seseorang berperilaku impulsif adalah kurangnya kontrol diri sehingga setiap dia melakukan sesuatu itu dengan berlebihan.
Terdapat beberapa kondisi psikologis yang cenderung membuat seseorang sering melakukan perilaku impulsif, yaitu BPD (borderline personality disorder), ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), bipolar, kleptomania, dan penyakit parkinson.
Menurut Imtihani, perilaku impulsif dapat menimbulkan dampak mulai dari yang ringan, seperti stress hingga dampak yang berat, seperti depresi. “Kalau misalkan yang ringannya itu sebenarnya bisa stress ya, maksudnya dia bisa jadi stresss karena perilakunya. Kalau yang lebih parah itu dia bisa depresi karena hal itu tidak diatasi”. ungkap Imtihani.
Oleh karena itu, untuk mencegah perilaku impulsif agar tidak berdampak buruk terhadap mental seseorang, perlunya untuk membiasakan diri agar selalu berpikir sebelum bertindak, sering belajar untuk mengontrol diri, dan bisa juga dengan cara memilih lingkungan pertemanan yang positif.
Penulis: Nisrina Aulia
Editor: Amanda Cahayawulan