lpmindustria.com – Upacara metatah sering disebut mepandes. Upacara ini sudah menjadi upacara sakral pahat gigi yang dilakukan secara turun temurun.
Budaya Metatah merupakan salah satu budaya yang wajib dilakukan oleh warga di Bali. Ni Luh Silvia Pernanda Putri, salah seorang warga asli keturunan Bali menjelaskan bahwa Upacara metatah yang sering pula disebut mepandes ini sudah menjadi upacara sakral pahat gigi yang dilakukan secara turun temurun. “Serangkaian upacara pahat gigi ini dilaksanakan ketika wanita sudah memasuki fase bajang atau sudah mengalami menstruasi dan laki-laki sudah memasuki fase remaja,” jelasnya.
Begitupun pendapat dari Arysutha Negara, salah seorang warga asli keturunan Bali menjelaskan bahwa Upacara metatah ini wajib dilaksanakan bagi tiap individu. “Upacara metatah ini memiliki makna mencapai fase pendewasaan hidup serta terkikisnya hawa nafsu tiap individu” ungkapnya.
Tujuan upacara metatah ini untuk menghilangkan sifat-sifat alam kita, seperti malas, pemarah dan egois. “Karena kita sudah beranjak dewasa, sifat-sifat itu dihilangkan. Serta, metatah ini bertujuan juga untuk melunasi hutang orang tua kita,” jelas Silvia.
Menurut Arysutha Negara, umumnya upacara ini dilaksanakan saat individu sudah memasuki masa pendewasaan diri. Termasuk dirinya yang melakukan metatah pada saat umur saya 20 tahun.
Silvia pun turut menanggapi bahwa upacara ini dilaksanakan ketika perempuan sudah memasuki fase bajang dan laki-laki sudah remaja. Umur paling muda yang pernah dilihat beliau untuk melakukan upacara metatah adalah saat berumur 15 tahun.
Adapun untuk melakukan upacara ini tidak memiliki tempat yang spesifik, karena ini merupakan budaya yang dilakukan di masing-masing keluarga. Namun menurut Aryustha, biasanya upacara ini dilakukan di Kuil, tempat ibadah, ataupun rumah pribadi. “Kalau untuk tempat itu tergantung keluarga dan individu sih, karena untuk melakukan upacara metatah ini secara pribadi perlu biaya yang mahal. Jadi di Bali sering ada upacara metatah massal. Jadi pemuda-pemudi di suatu tempat itu digabung untuk metatah di hari itu juga, bareng-bareng” tambah Silvia.
Proses upacara metatah ini memerlukan beberapa waktu dan perlu dilakukan dengan hikmat mengingat upacara yang masuk dalam kategori sakral.“Waktu itu saya pagi-pagi bangun, membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu saya pakai baju adat ibadah bali, di acaranya kita dipinta untuk berbaring di suatu tempat kaya tempat mandiin mayat. Karena itu melambangkan kita yang lama mati, ketika pemuka agama nya datang kita waktu itu ada doa-doa terlebih dahulu lalu baru proses dikikirnya gigi” jelasnya.
Ni Luh Silvia Pernanda Putri menambahkan bahwa acara ini harus dipersiapkan dengan matang. “Sebelum upacaranya itu alat-alatnya itu udah di siapin dari jauh-jauh hari banget. Terus untuk kita nya itu, dulu kakak tidak boleh keluar rumah 3 hari, lalu sehari sebelum upacara itu, kita ada upacara pembersihan diri secara spiritual. Lalu besoknya kita menuju sumber air yang disucikan. Lalu langsung menuju tempat sembahyang sama metatah nya”.
Penulis: Novaeni
Editor: Amanda Cahayawulan