Puisi dan Dirimu

Manakala malam kembali mendu
mengusik renungan sendu
Silir semilir angin menyentuh tubuh
Bagai syair-syair yang sedang berlabuh
Pada bintang yang terjaga semesta

Ber-nalam pada sela-sela malam
Bait tertuang dalam secarik kertas putih
Kata demi kata serpihan dirimu
Sayup sajak pun menghiasi kesemuan mu

Membiarkanmu dalam bait
Guratan pena
barisan gubahan
Serta satu hela napasku per satu barisan bait ku
Sedikit melapangkan kesendirian

Tak sebanding syair yang dirangkai dirimu
Juga tak sebaik para penyair sajak
Jikalau dirimu tetap menunggunya
Kuharap tetap bersemayam dalam puisi
Sebab puisi akan habis dimakan aksara

Aditya

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *