Bahan Bakar Minyak Kian Meningkat

lpmindustria.com – PT Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak dalam beberapa waktu terakhir. Namun, tidak semua jenis bahan bakar minyak ikut merangkak naik. Hal tersebut dilakukan PT Pertamina dengan mempertimbangkan beberapa hal.

PT Pertamina kini menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Non Subsidi jenis Pertamax Series dan Dex Series. Kenaikkan BBM dilatarbelakangi dengan harga minyak dunia yang kian merangkak naik. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1969 K/12/MEM/2018 tentang penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) September 2018, harga minyak mentah utama dan minyak mentah lainnya ditetapkan US$74,88 per barel, besaran ini naik dibanding Agustus US$69,36 per barel (1 barel minyak = 158.987 liter). “Bahan baku BBM adalah minyak mentah, tentunya ketika harga minyak dunia naik, maka akan diikuti dengan kenaikan harga BBM,” Ungkap Adiatma Sardjito selaku Vice President Corporate Communication Pertamina pada laman Tribunnews.com

Beliau menjelaskan, kenaikan BBM juga sebagai bentuk upaya Pertamina dalam menyediakan pasokan yang cukup untuk kebutuhan masyarakat, “Penyesuaian harga ini juga dalam rangka Pertamina tetap bisa bertahan untuk menyediakan BBM dengan pasokan yang cukup sesuai kebutuhan konsumen dalam beraktivitas sehari-hari,” tutur Adiatma

Salah satu kota yang merasakan kenaikan harga BBM yaitu Jakarta. Perubahan harga BBM per Oktober 2018, berdasarkan harga BBM per Juli 2018. Semula, harga Pertamax di Jakarta Rp9.500 per liter, kini berubah menjadi Rp10.400 per liter. Selain itu, harga Pertamax Turbo awalnya Rp10.700 saat ini mencapai Rp12.250 per liter. Pertamax Dex dari Rp10.500 menjadi Rp11.850 per liter. Dexlite dari Rp9.000 per liter mencapai Rp10.500 per liter. Serta Biosolar Non PSO menyentuh angka Rp9.800 per liter yang mulanya Rp7.700. “Harga yang ditetapkan ini masih lebih kompetitif dibandingkat harga jual di SPBU lain. Harga yang ditetapkan untuk wilayah lainnya bisa dilihat pada website Pertamina,” jelas External Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita pada keterangan di detikfinance.com

Pada kenaikkan kali ini, BBM jenis premium tidak ikut dinaikkan. Penyebab tidak dinaikkannya premium, karena akan berdampak pada daya beli masyarakat. Sementara itu, pemerintah telah mencanangkan untuk menaikkan semua jenis BBM termasuk Premium. “Oh, tidak. Wong sudah saya batalkan kok. Dengan hitung-hitungan angka yang realistis,” ujar Jokowi pada lansiran katadata.com.

Pertimbangan Jokowi ialah premium akan berdampak luas, kenaikkannya akan membuat harga barang lain turut ikut naik. Sementara, pertumbuhan ekonomi saat ini memang masih bertumpu pada 56% konsumsi. “Oleh sebab itu, kemarin setelah saya mendapat laporan terakhir dari Pertamina jika dinaikan sejumlah harga, lalu dihitung lagi keuntungan tambahan di Pertamina, tidak signifikan. Ya sudah, saya putuskan premium tidak jadi naik harga,” tambah Jokowi

 

Fandi Prasetio

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *