lpmindustria.com –
Membicarakan budaya Indonesia, hal yang paling beragam adalah suku-suku di Indonesia, salah satunya suku Batak. Budaya suku Batak yang cukup dikenal oleh banyak orang adalah keberagaman kain ulos dari Sumatera Utara. Menurut Hanna sebagai orang asli dari suku Batak, menjelaskan bahwa Ulos itu artinya kain. Kain ulos merupakan kebanggaan suku batak yang dalam pemakaiannya terdapat makna tertentu tergantung pada motif kain ulos itu sendiri.
Penjual yang bekerja di toko Apul Ulos, Pasar Senen pun turut mengatakan bahwa makna ulos itu beda-beda tergantung ulosnya. “Kalau ulos ragi hotang biasanya dipakai pihak laki-laki, kalau pihak perempuan biasanya pakai ulos sadum, banyak jenisnya. Ulos bintang maratur dikasih untuk acara tujuh bulanan, ulos mangiring dipakai untuk acara lahiran, berbeda-beda,” ucapnya. Uniknya tidak hanya pada motif saja kain ulos memiliki makna, namun terdapat ciri khas penggunaan kain ulos berdasarkan warnanya.
Menurut Ia juga, kain ulos yang berwarna gelap, salah satunya warna hitam dipakai saat menghadiri acara duka cita, seperti menghadiri acara adat ketika ada yang meninggal. Sedangkan, ulos yang berwarna terang seperti, merah dan putih biasanya digunakan untuk acara suka cita.
Hanna juga menyampaikan jika pemakaian kain ulos cukup beragam, ada kain ulos yang dikenakan hanya diselendangkan di bahu ataupun dililitkan di pinggang. Bahkan, dibeberapa suku Batak ketika ada yang meninggal, penggunaan kain ulos diselimutkan pada badan jasad dari dada sampai bawah menutupi tubuh jasad tersebut.
Mengutip perkataan Fairuz sebagai salah satu masyarakat dari Medan membedakan penggunaan kain ulos dari jenis kegunaannya. “Tari tor-tor itu memakai kain ulos, biasanya kalau acaranya nonformal kain ulosnya cuman diselendangkan tapi, kalau acaranya formal busana tarinya juga memakai kain ulos,” ujarnya.
Di suku Batak, kain ulos digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Pada perempuan yang cukup sering digunakan adalah kain ulos motif tumtuman, “Motif tumtuman itu motif songket dari Medan, tumtuman ini termasuk motif yang paling bagus tingkatannya, yang paling mahal,” ujar penjual Apul Ulos di Pasar Senen
Berdasarkan penjelasan penjual toko Apul Ulos di Pasar Senen, laki-laki boleh menggunakan ulos ragi hotang jika sudah menikah sedangkan laki-laki yang sudah memiliki cucu mengenakan ulos pinuncaan. Jadi, pemakaian kain ulos tergantung pada umur, jabatan, dsb, tidak sembarangan motif kain ulos dapat digunakan.
Kain ulos dipakai saat acara-acara besar, formal, dan nonformal. Contoh dari acara besar itu seperti pernikahan, acara formal seperti perpisahan sekolah, dan acara nonformal seperti syukuran ataupun selamatan. Dari berbagai acara inilah, menjadi hal yang membuat kain ulos masih bertahan hingga sekarang.
Jika berbicara, “kenapa kain ulos bisa bertahan sampai sekarang?”, hal itu karena suku batak yang sangat kental dengan adat. “Ulos mencerminkan batak sekali, karena ulos inilah yang mencirikan orang batak itu sendiri, adanya orang batak itu pasti ada ulos,” tutur Fairuz. Jadi, kain ulos yang memiliki banyak macam dan makna, dikenalkan dan terus diajarkan pada anak-cucunya yang membuat kain ulos masih bertahan sampai sekarang.
Saat ini sebagai generasi selanjutnya, kain ulos harus terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan kain ulos, mulai dari dikenalkan ke anak-cucunya dan kedepannya dapat diajarkan kalau ulos ada macam-macamnya, kemudian mempelajari adat dan budaya batak lainnya dan dihubungkan dengan kegiatan melestarikan kain ulos juga dapat dilakukan, sampai mengadakan event-event yang bertemakan suku Batak dapat menjadi solusi dalam melestarikan kain ulos.
Penulis: Amanda Cahayawulan
Editor: Nayla Auliya