AI vs Otak: Jadi Lebih Pintar atau Lebih Malas

lpmindustria.com – Perkembangan AI saat ini semakin meluas ke berbagai bidang dan sektor, diantaranya dalam bidang pendidikan dan bidang desain grafis. Namun, penggunaan AI yang berlebihan juga dapat menjadi boomerang untuk diri sendiri.

Saat ini, Artificial Intelligence (AI) mengalami perkembangan pesat dan mulai diterapkan di berbagai bidang seperti pendidikan dan desain grafis. Hal tersebut dikarenakan fitur, fungsi, dan tampilan AI yang cukup membantu dalam menunjang kegiatan dalam bidang-bidang tersebut. Namun dalam penggunaanya, AI juga dapat menjadi boomerang untuk diri sendiri. Hal tersebut terjadi apabila penggunaan AI secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari penggunaan AI bisa bersifat positif ataupun negatif tergantung pada bagaimana cara kita memanfaatkannya.

Ahmad Juniar selaku dosen Prodi Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO), mengatakan bahwa penggunaan AI sangat membantu dalam proses kegiatan mengajar seperti mencari materi, membuat soal, dan mencari jawaban. Namun, ia juga menegaskan bahwasannya AI digunakan hanya sebagai pendukung, “Sebenarnya saya paham ini langkah-langkahnya atau tahapan besarnya seperti ini. Tapi daripada saya lelah saya meminta AI untuk men-generate solusi itu, khususnya untuk hal-hal yang sifatnya darurat ya harus cepat, saya minta bantuan AI,” ungkapnya. Menurutnya, penggunaan AI yang berlebihan tidak memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja otak, AI justru dapat meningkatkan produktifitas namun otak juga dapat bekerja dengan lebih santai. 

Berbeda halnya dengan pandangan seorang desainer grafis yang menilai penggunaan AI secara berlebihan justru membuat kinerja otak menjadi lebih malas. Hal tersebut dikarenakan fitur-fitur AI memudahkan pekerjaan membuat seseorang tidak mengasah keterampilannya. Ia juga mencontohkan fitur penghapus background yang kini sangat instan. “Untuk penggunaan dalam desain sebenarnya itu fungsinya sebagai tool bukan sebagai main source. AI itu sebenarnya fungsinya untuk membantu kinerja desain grafis agar lebih cepat, cuman mungkin sekarang orang-orang salah kaprah, jadi memikirkan bahwa AI itu menjadi main source bukan sebagai tool,” ujarnya.

Pada dasarnya, baik buruknya penggunaan AI kembali kepada pribadi masing-masing. Seperti halnya yang disampaikan Ahmad Juniar selalu dosen, AI dapat diibaratkan seperti pisau, apabila digunakan sesuai fungsinya maka akan membuahkan hasil yang baik, namun apabila tidak digunakan semestinya akan membuahkan hasil yang kurang baik. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, termasuk otomatisasi yang mulai menggantikan peran manusia, penting bagi kita untuk menerapkan etika dalam penggunaan AI. Otak yang cerdas dan bijak tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi era digital ini.

Penulis : Amira Najla Hartini
Editor : Sheillomitha Salsa Nabila Putri J.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *