Kawasaki ZX-25R Menandai Kembalinya Motor 250 cc 4-Silinder

lpmindustria – Motor kelas 250cc 4-silinder yang diusung oleh Kawasaki diciptakan lebih bertenaga dibanding 250cc sebelumnya serta memeriahkan pasar 250cc di Indonesia. Meskipun bukan teknologi baru, perilisan Kawasaki ZX-25R di Indonesia ini dianggap sebagai batu loncatan untuk memajukan industri otomotif Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Kawasaki Motor Indonesia (KMI) telah merilis Kawasaki ZX-25R secara global pada tanggal 10 Juli 2020 di Indonesia. Hal ini menjadi perbincangan hangat di dunia otomotif karena menandai lahirnya kembali motor bermesin 250 cc 4-silinder yang sempat menghilang dari pasaran sebelumnya.

Dikutip dari Cycle World, motor berjenis mesin ini telah ada sejak tahun 1980-an kemudian mengalami kelangkaan setelah akhir tahun 1990-an. Produksi motor ini awalnya hanya dipasarkan di Pasar Domestik Jepang (JDM). Akan tetapi, permintaan sepeda motor di Jepang tidak sebesar di negara maju lainnya, seperti Amerika dan Eropa, sehingga unit yang beredar di pasaran pun sangat terbatas bahkan di negaranya sendiri.

Awalnya, mesin ini dibuat sebagai bentuk jawaban pabrikan motor bagi masyarakat Jepang atas regulasi permerintah terhadap motor berkapasitas diatas 250 cc. Menurut laman 7leopod7.com, izin untuk memiliki motor bermesin diatas 250 cc cukup mahal dan sulit didapatkan pada dekade itu. Selain itu, berdasarkan angloinfo.com dikatakan bahwa ada juga regulasi pengecekan unit berkala secara khusus dua tahun sekali (shaken) bagi motor berkapasitas diatas 250 cc.

Kawasaki ZX-25R ini memiliki suara 4-silinder khas motor gede (moge) dan raungan seperti mobil F1. Selain itu, mesin ini juga menggunakan empat piston sehingga ukuran bore-nya menjadi lebih kecil dan ukuran stroke-nya pun menjadi lebih pendek. “Tenaga mesin ini relatif lebih tinggi jika disandingkan dengan strata yang sama. Selain itu, akselerasinya pun lebih cepat. Jika mengegas cepat bereaksi, getarannya pun lebih halus dan awet daripada mesin 2-silinder,” jelas Hasan Sudrajat selaku Dosen Politeknik STMI Jakarta. 

Menurut Hasan, motor dengan spesifikasi ini cocok untuk kelas menengah yang ingin merasakan sensasi moge tanpa mengeluarkan banyak biaya. “Iya, cocok saja dipasarkan di Indonesia. Sepertinya, pasarnya pun adalah kelas menengah. Biasanya orang yang memiliki uang lebih sedikit akan memilih motor ini,” tuturnya.

Hasan menuturkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang menganggap motor sebagai barang bukan untuk kesenangan, sehingga ia belum mengetahui nasib motor ini kedepannya. Menurutnya, motor jenis ini mungkin akan marak di Indonesia setelah tiga sampai empat tahun lagi. “Jika bentuknya bagus, harganya dapat ditekan, dan kandungan lokal yang digunakan tinggi mungkin akan banyak pabrikan yang akan mengikuti,” ucapnya. Ia juga menuturkan bahwa kehadiran motor berspesifikasi ini merupakan batu loncatan untuk perkembangan industri otomotif yang lebih besar lagi.  

 

Ihsan Ali

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *