Alih Fungsi Ruang Kelas B.3.1 Menjadi Laboratorium Learning Factory Industry 4.0

lpmindustria.com – Ruang kelas B.3.1 dialihfungsikan menjadi Laboratorium Learning Factory 4.0. Pengadaan laboratorium ini berkaitan dengan Teaching Factory yang merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan industri saat ini dan nanti.

Kini, Polteknik STMI Jakarta mempunyai sebuah laboratorium yang bernama Learning Factory Industry 4.0. Laboratorium ini berfungsi sebagai ruang pembelajaran mengenai proses bisnis di industri. Proses bisnis ini dimulai dengan pemesanan barang dari pelanggan, lalu dilanjutkan dengan proses produksi, hingga tahap pengiriman ke tangan konsumen. “Semua proses bisnis itu dicerminkan secara real disini (Laboratorium Learning Factory Industry 4.0),” kata Fitria Ika Aryanti selaku Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Polimer (TKP) sekaligus sosok yang menyarankan pengadaan laboratorium tersebut.

Laboratorium yang baru ini terletak di Gedung B Lantai 3, menggantikan ruang kelas B.3.1. Fitria menjelaskan, pengalihfungsian tersebut dilakukan karena pada saat barang penunjang laboratorium datang, ruangan ber-AC yang dibutuhkan belum tersedia. Maka, secara mau tidak mau menggunakan ruangan yang ada. 

Perihal fasilitas, Intang Kusminah selaku subbagian Umum dan Keuangan menyebutkan, terdapat lima buah Personal Computer (PC)  di dalam laboratorium. Kelima PC ini merupakan bantuan dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). PC tersebut didukung oleh software yang akan menunjang pembelajaran di sana.

Fitria menjelaskan bahwa software yang dimaksud adalah software Integrated Quality Management System (IQMS). IQMS sendiri merupakan sejenis perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP) yang dibuat untuk lingkungan pabrik. Pembeda IQMS dan ERP ini adalah properties pada IQMS yang lebih banyak diperlihatkan. “Lima PC dengan software IQMS, yaitu software samacam ERP tetapi lebih banyak tampilannya, “tutur Fitria.

Terkait ketersediaan PC yang hanya lima buah, Fitria menjelaskan bahwa jumlah ini dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan dana untuk membiayai software IQMS. Hal ini dikarenakan software tersebut bukan merupakan software open source, melainkan open access.

Laboratorium ini berkaitan dengan metode Teaching Factory, sehingga semua mata kuliah yang berkaitan dengan industri dapat menggunakan laboratorium tersebut. Dengan adanya pengadaan laboratoium ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui gambaran ritme bisnis yang terdapat di industri. “Hubungan ke industrinya adalah Teaching Factory. Harapannya, mahasiswa itu tahu gambaran ritme bisnis di industri seperti apa,” kata Fitria.

Selain itu, Politeknik STMI Jakarta menargetkan bahwa kampus dapat menerapkan Industri 4.0. “Ya, targetnya yang pasti kita dapat menerapkan Industri 4.0. Sebelumnya Bill of Material disusun secara manual. Sekarang, kita punya data injection molding di Workshop Polimer. Jadi, tidak perlu dicatat-catat lagi, langsung ditarik data karena real time,” ucap Fitria.

Fitria mengatakan sejauh ini tidak ada kendala terkait pengadaan laboratorium Learning Factory Industry 4.0. Laboratorium tersebut sudah dapat digunakan saat ini, tetapi harus menyesuaikan dengan mata kuliah dan kesiapan dosen untuk mengajar menggunakan software didalamnya. Salah satu dosen Teknik Kimia Polimer, Syaiful Ahsan mengatakan bahwa laboratorium tersebut dapat digunakan oleh semua Prodi baik mahasiswa maupun dosen. “Untuk Prodi TKP, dikarenakan pelatihan software IQMS baru dilaksanakan di semester ini dan mata kuliah juga diselenggarakan di semester ini. Jadi, tidak mungkin langsung digunakan. Kemungkinan, satu tahun lagi baru bisa diimplementasikan untuk mata kuliaah Manajemen Produksi di prodi TKP. Sedangkan prodi lain, tergantung dari kesiapan masing-masing dosen mata kuliah tersebut untuk mengajar dengan menggunakan software IQMS,” tutup Fitria.

Muthia Zahra

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *