lpmindustria.com – Lift yang sudah berumur tua dan sering bermasalah menyebabkan adanya pembaruan salah satu lift di Politeknik STMI Jakarta. Pembaruan telah dilakukan sejak akhir tahun 2019 dan hingga saat ini lift baru tersebut masih belum juga dioperasikan.
Hingga saat ini, civitas academica Politeknik STMI Jakarta hanya dapat menggunakan satu dari dua lift yang tersedia di Gedung A. Hal ini dikarenakan salah satu lift sedang dalam masa pergantian untuk menunjang keselamatan pengguna lift. “Usia lift sudah tua karena terakhir diganti pada tahun 2007. Lift ini juga seringkali anjlok dan tidak dapat tertutup dengan sempurna, sehingga dapat memengaruhi keselamatan pengguna. Jadi, harus diganti,” ujar Dedy Trisanto selaku Pembantu Direktur (Pudir) II bagian Sarana dan Prasana.
Pergantian salah satu lift di Politeknik STMI Jakarta ini dilakukan berdasarkan hasil rapat yang dihadiri oleh Tim Lift yang terdiri dari bagian Umum, bagian Keuangan, dan rekanan penyediaan lift. Pergantian lift dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai sejak Agustus 2019 hingga Desember 2019. Penyelesaian pergantian lift baru direncanakan selesai dalam waktu sebulan setelah lift baru datang. Sehingga, lift dapat digunakan pada Januari 2020. “Kita rencanakan melalui rapat yang dihadiri oleh Tim Lift. Pemesanan dilakukan pada bulan Agustus, pembongkaran dilakukan pada bulan Oktober, dan lift baru datang pada bulan November sampai Desember. Target pengerjaan lift baru dilakukan dalam sebulan, sehingga dapat digunakan di bulan Januari,” jelasnya.
Namun, lift yang diperbarui tersebut belum dapat digunakan sesuai dengan rencana karena izin operasional yang belum diberikan oleh Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Dedy menjelaskan bahwa Politeknik STMI Jakarta telah mengirimkan surat permohonan izin operasional kepada Kemenaker, namun untuk mendapatkan izin tersebut harus melalui antrean. “Instalasi lift telah terpasang seratus persen. Kemudian, lift telah diuji beban statis dengan menggunakan balok baja berbeban seratus kilogram yang ditumpuk menjadi beberapa formasi sesuai syarat spesifikasinya. Politeknik STMI Jakarta juga telah mengirimkan informasi tersebeut beserta foto-fotonya kepada Kemenaker. Saat ini, kita hanya menunggu antrean karena yang membutuhkan izin seperti itu bukan hanya Politeknik STMI saja,” tuturnya.
Hingga saat ini, Tim Lift terus menindaklanjuti perihal izin operasional tersebut dengan terus menanyakan kapan izin operasional dapat diberikan oleh Kemenaker. “Kita terus melakukan follow-up, artinya kita (Tim Lift) terus mencari tahu kapan Kemenaker memberikan izin tersebut. Selain itu, kita hanya bisa menunggu saja,” ucap Dedy. Selanjutnya, Tim Lift menargetkan lift baru ini akan dapat digunakan oleh khalayak umum pada bulan Februari setelah izin operasional dari Kemenaker diberikan. “Sesudah mendapatkan izin akan langsung dioperasikan. Semua orang dapat menggunakan lift ini dan kita tidak perlu menunggu peresmian, apalagi diresmikan oleh direktur baru. Kemungkinan bulan Februari sudah dapat digunakan,” lanjutnya.
Walaupun lift baru, Dedy mengatakan tidak ada fitur yang berbeda dari lift sebelumnya. Kapasitas muatan lift masih sama dengan lift yang lama, yaitu seribu kilogram dengan kemampuan angkut sebanyak lima belas orang. “Muatannya masih sama, yaitu seribu kilogram dan mampu mengangkut lima belas orang sesuai dengan space yang kita punya. Kapasitas tidak bisa ditambah, misalnya, menjadi dua ribu kilogram karena space yang kita punya tidak cukup,” kata Dedy.
Ketidakpastian penggunaan lift baru ini membuat pengguna lift di Politeknik STMI Jakarta mengeluh. Salah satunya Risma Anggraeni sebagai salah satu dosen Politeknik STMI Jakarta. “Iya, resah. Kenapa sampai sekarang belum selesai juga? Apakah efektif jika hanya menggunakan satu lift saja? Banyak juga dosen lainnya yang mengeluh,” ungkapnya. Hal serupa juga dirasakan oleh Anthony Wijanarko, mahasiswa Politeknik STMI Jakarta. “Saya merasa terganggu karena banyak mahasiswa juga yang perlu menggunakan lift. Jika kita perlu naik ke lantai tujuh, pastinya akan lelah jika menggunakan tangga,” jelasnya. Selain itu, Tika, seorang office girl di Politeknik STMI Jakarta yang setiap hari perlu menggunakan lift untuk memenuhi tugasnya menanggapi hal yang serupa. “Seharusnya bisa sesegera mungkin selesai. Kalau hanya menggunakan satu lift saja akan memperlambat pekerjaan, soalnya banyak yang mau masuk kelas,” keluhnya.
Affifah Nasrillah