Pembatalan Mata Kuliah Wajib Pancasila di Prodi TKP

lpmindustria.com – Senin, 20 Januari 2020 seharusnya menjadi hari pertama berlangsunya mata kuliah Pancasila bagi mahasiswa jurusan Teknik Kimia Polimer (TKP). Namun, kelas tersebut dibatalkan tepat sebelum kelas dimulai akibat jumlah mahasiswa yang sedikit.

Prodi TKP membatalkan kelas mata kuliah wajib Pancasila yang ada pada semester enam. Asfarina Asya dan Elga Algiyona selaku mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut membenarkan hal ini. Asfarina mengungkapkan, bahwa pemberitahuan pembatalan kelas Pancasila terjadi sebelum kelas tersebut dimulai. “Diabsen sudah ada mata kuliahnya dan sudah ada namanya. Prodi tiba-tiba membatalkan karena dosen yang bersangkutan mengatakan bahwa di kelasnya hanya ada sedikit mahasiswa,” ucap Asfarina.

Elga menyayangkan pembatalan kelas tersebut tidak dilakukan pada saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), namun tepat sebelum kelas dimulai. Mengenai hal ini, Fitria Ika Aryanti selaku dosen Prodi TKP membenarkan bahwa pemberitahuan pembatalan kelas terjadi pada hari Senin sesuai dengan jadwal yang tertera. “Informasi ini diberitahukan pada hari Senin karena pada hari itu mata kuliahnya baru terlihat pasti. Hal ini dikarenakan perwalian dilakukan sampai tanggal 15 Januari. Namun, untuk mahasiswa yang telat masih bisa melakukan perwalian pada tanggal 16 dan 17 Januari melalui Prodi,” tambah Fitria.

Menanggapi pembatalan kelas Pancasila yang dilakukan sebelum kelas dimulai, Ridzky Kramanandita selaku Pembatu Direktur (Pudir) I bagian Akademik menjelaskan bahwa pada saat pengisian KRS sudah dapat dilihat dan dimonitor siapa saja mahasiswa yang telah mengisi KRS, mahasiswa yang telah mengisi mata kuliah, hingga mahasiswa yang telah melakukan pembayaran. “Pada saat pengisian KRS sudah dapat dimonitor. Begitu mahasiswa menginput KRS, bisa langsung dimonitor mahasiswa menginput kelas, mata kuliah, dan jadwal apa. Oleh karena itu, seharusnya pembatalan kelas bisa dilakukan sebelum kuliah berlangsung,” tutur Ridzky.

Pembatalan kelas seperti yang terjadi pada mata kuliah Pancasila tidak hanya kali ini. Penyebab pembatalan kelas ini adalah jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut terlalu sedikit. “Sebenarnya kejadian ini bukan yang pertama kalinya. Semua Prodi pernah mengalami hal yang sama, mata kuliah harus di-drop karena jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut sedikit,” ujar Fitria.

Indeks Prestasi Semester (IPS) mempengaruhi mahasiswa dalam mengambil jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang berdampak pada sedikitnya pengambilan mata kuliah tertentu. Jumlah mahasiswa ini menjadi penentu berlangsungnya kelas tersebut. Ridzky menambahkan bahwa ruangan yang tersedia di Politeknik STMI Jakarta terbatas, sehingga kelas dapat ditutup jika jumlah mahasiswa tidak memenuhi. “Kalau di kampus lain kuliah akan tetap berjalan walaupun mahasiswa yang mendaftar hanya lima orang. Namun masalahnya adalah ruangan disini terbatas,” ucap Ridzky.

Mahasiwa yang batal mengambil mata kuliah Pancasila dapat mengambil mata kuliah lain untuk menggantikannya sesuai dengan mata kuliah yang ditawarkan oleh Prodi TKP. Selanjutnya, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah Pancasila kembali di semester berikutnya. Selain itu, Fitria berharap mahasiswa mampu untuk meningkatkan IPS-nya agar hal ini tidak terulang kembali. “Mahasiswa dapat meningkatkan IPS, sehingga tidak tertinggal dengan mahasiswa lainnya,” ujar Fitria.

Menurut Ridzky, pihak kampus akan menerapkan sistem paket agar hal ini tidak terulang kembali. Sistem paket ini nantinya akan berlaku dari awal hingga akhir perkuliahan. “Terbatasnya jumlah ruangan nantinya akan menjadi pemasalahan kembali. Sehingga, akan dilakukan penggabungan kelas apabila kelas tidak terlalu penuh,“ tutup Ridzky.

 

Astri Oktaviani

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *