lpmindustria.com – Politeknik STMI Jakarta telah beralih menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dengan memfokuskan pada kemandirian finansial dan penguatan pembelajaran berbasis industri, Meskipun ada tantangan dari keterbatasan infrastruktur serta adaptasi terhadap sistem pembelajaran yang baru, tantangan tersebut tetap perlu dihadapi.
Politeknik STMI Jakarta kini resmi menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dilansir dari website djpb.kemenkeu.go.id, BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, serta dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Perubahan Politeknik STMI Jakarta menjadi BLU bukan tanpa sebab. Dalam wawancara Bersama PUDIR II, yaitu Pak Ahlan Ismono hal ini didasari atas instruksi langsung dari Menteri Perindustrian RI. Satuan kerja yang memiliki potensi pendapatan didorong untuk menjadi satuan kerja BLU. Alasan kedua yaitu, bahwa Politeknik STMI Jakarta memiliki infrastruktur dibawah prodi yang mana penggunaannya dalam sistem dapat menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan standar industri.
Dengan menjadi BLU Politeknik STMI Jakarta tentunya mengalami perubahan nuansa menjadi kemandirian. Dimana persentase anggaran untuk Politeknik STMI Jakarta dari pemerintah akan berkurang. Walaupun begitu, peluang untuk mencari pemasukan dari berbagai sumber akan terbuka.
Untuk mahasiswa, perubahan yang akan dirasakan yaitu dari segi pembelajaran yang lebih mengarah kepada Teaching Factory. Sehingga mahasiswa akan lebih terbiasa dengan iklim dunia kerja. Dimana Ketika ada pesanan dari industri terkait pembuatan suatu produk, mahasiswa, dosen, serta PLP akan diikutsertakan. Selain itu kebijakan mengenai pembayaran UKT juga turut berubah, dimana kebijakan ini kembali ke skema awal sebelum covid-19. Dimana pembayaran UKT harus lunas sebelum penginputan KRS di semester baru. Untuk kebijakan kenaikan UKT kampus sendiri telah berkomitmen untuk tidak menaikkan UKT setidaknya dalam 4-5 tahun ke depan.
Perubahan ini tentu memberikan peluang bagi STMI untuk mencari sumber pendapatan selain dari bidang akademik. STMI dapat menjalin hubungan atau bekerja sama dalam pembuatan produk dengan industri, yang tentunya dapat menjadi sumber pemasukan. Selain itu, para dosen dari Politeknik STMI juga dapat berperan sebagai konsultan serta membuka in-house training untuk industri.
Walaupun begitu, ada tantangan yang dihadapi Politeknik STMI Jakarta. Luas kampus yang kurang ideal menjadi keterbatasan dalam merancang layout yang cocok untuk memenuhi permintaan dari industri. Selain itu, terdapat kebiasaan dari sistem pembelajaran sebelumnya. Ketika terjadi perubahan dalam sistem pembelajaran praktikum, tentu diperlukan adaptasi dan perbaikan secara bertahap.
Penulis: Assya Ummu Habibah
Editor: Lifa Ansyaresti