lpmindustria.com – Usai menerima beberapa alat industri dari Jepang beberapa pekan lalu, Politeknik STMI Jakarta menyiapkan rencana penggunaan alat di lingkungan kampus. Hal ini menuai sambutan positif.
Ahlan Ismono selaku Pembantu Direktur (Pudir) II bidang Sarana, Prasarana, dan Keuangan menjelaskan bahwa alat-alat industri yang telah dihibahkan jepang pada tanggal 27 Juli lalu akan digunakan sebagai pembelajaran learning manufacturing berbasis Industri 4.0. Adapun penggunaannya sendiri ditujukan untuk seluruh dosen dan mahasiswa Politeknik STMI Jakarta. Oleh karena itu, sebelum diterapkan secara menyeluruh akan diselenggarakan pelatihan kepada dosen dan mahasiswa. “Sudah di programkan, bulan Agustus ini sedang Training of Trainer (ToT) yang dilakukan langsung oleh pelatih dari Jepang,” ujar Ahlan. Pada postingan terbaru Instagram @stmijakarta dituliskan bahwa training (baca: pelatihan) untuk mahasiswa dimulai pada 16 Agustus hingga 27 Agustus 2021 untuk teori dan 6 September hingga 10 September 2021 untuk Praktik. “Pelatihannya diharapkan dilakukan secara offline dengan catatan kasus Covid-19 sudah menurun,” jelasnya.
Ia pun mengutarakan keberlanjutan penggunaan alat hibah tersebut. Pertama, akan digunakan untuk praktikum pada mata kuliah Industri 4.0. “Semua prodi sudah mencatumkan mata kuliah yang mengarah ke Industri 4.0,” ungkap Ahlan. Berikutnya, alat akan dimanfaatkan sebagai penelitian dan kegiatan lainnya yang mendukung perkuliahan mahasiswa. Terakhir, Politeknik STMI Jakarta kedepannya ingin mempunyai wisata pendidikan bagi para praktisi industri. “Jika ingin mengetahui perkembangan Industri 4.0, mereka dapat mendatangi Politeknik STMI Jakarta,” tutur Ahlan.
Dengan demikian, dengan adanya alat hibah tersebut ia menyampaikan beberapa harapannya. Pertama, alat ini bisa digunakan oleh Politeknik STMI Jakarta untuk menunjang dan menguatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kedua, dapat lebih mendekatkan Politeknik STMI Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi dengan dunia industri. “Kampus kita menggunakan sistem pendidikan dual system. Apabila tidak didukung dengan perkembangan industri akan sulit menjalankannya,” ucapnya. Ketiga, bagi para dosen dan mahasiswa diharapkan saling mempelajari alat penunjang Industri 4.0 ini, sehingga ketika terjun ke dunia industri akan lebih familiar.
Salah seorang mahasiswa angkatan 2020 prodi Teknik Industri Otomotif (TIO) yaitu Rahma Dhini turut menanggapi adanya hibah industri ini. “Bagus sekali, hal ini bermanfaat untuk mahasiswa dan dosennya untuk meningkatkan kemampuan khususnya dalam dunia industri,” pungkasnya. Dukungan positif lainnya pun turut dilontarkan oleh Raihan selaku Mahasiswa Administrasi Bisnis Otomotif (ABO) 2019. “Dengan adanya alat ini kedepannya ketika terjun ke dunia industri menjadi terbiasa dalam pengaplikasiannya dan tidak canggung lagi,” ujarnya. Perawatan yang baik juga menurutnya menjadi salah satu yang perlu diperhatikan sekali. “Servernya harus terus diperhatikan, karena khawatir ada server yang rusak,” kata Raihan.
Mereka pun menyampaikan banyak harapan dengan adanya hibah ini kepada seluruh masyarakat Politeknik STMI Jakarta. “Alat ini bisa menjadi sesuatu yang berguna sesuai dengan harapannya dan SDM semakin berkompeten,” ungkap Dhini. Harapan lainnya pun juga turut dijelaskan oleh Raihan. “Pertama, pengaplikasiaannya agar cepat dilakukan,” harapnya. Selanjutnya, ia menyebutkan bahwa mahasiswa maupun dosen harus dapat mengerti. Menurutnya, penggunaan alat hibah dengan baik cukup memengaruhi jangka waktu penyimpanan dari alat itu sendiri. “Hal ini agar bisa digunakan oleh angkatan baru lainnya,” lanjutnya. Oleh karena itu, ia berharap alat tersebut digunakan dengan sebaik baiknya dan sebagaimana mestinya karena alat tersebut menjadi sebuah amanah yang harus dijaga.
Penulis: Hanny Kurnia Putri
Editor: Ela Auliyana