Belajar Berbagai Bahasa Bersama Komunitas Polyglot Indonesia

lpmindustria.com – Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap manusia. Melalui bahasa seseorang dapat mengerti satu dengan yang lainnya. Bahasa tidak hanya sebatas bahasa yang sehari-hari digunakan, namun terdapat berbagai macam bahasa dari berbagai negara. Komunitas Polyglot Indonesia hadir untuk membantu setiap orang yang ingin memperdalam kemampuan bahasa  asingnya.

Dirintis sejak 2010, Komunitas Polyglot Indonesia pertama kali hadir di Yogyakarta. Penggagasnya adalah tiga orang mahasiswa Indonesia yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri yaitu, Monis Pandhu Hapsari, Arra’di Nur Rizal, dan Krisna Laurensius. Namun, ketika pertama kali dirintis, Monis, salah satu founder (baca: pendiri) Komunitas Polyglot Indonesia, masih bergerak sendiri di Yogyakarta. Hingga pada akhirnya Komunitas Polyglot Indonesia resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 2013 dan terdaftar di salah satu Kementerian RI sebagai organisasi non-profit.  “Sebenarnya awalnya dari 2010 kita sudah ada di Yogyakarta, tetapi pada saat itu hanya Mba Monis yang bergerak sendiri. Kemudian, diresmikan pada 17 Agustus 2013 sebagai asosiasi resmi,” jelas Fajar selaku Regional Coordinator Komunitas Polyglot Chapter Jakarta.

Pada awalnya Komunitas Polyglot Indonesia dibentuk berdasarkan keresahan-keresahan para founder-nya. Mereka tidak ingin kemampuan bahasa asing mereka menghilang, selepas pendidikannya dari luar negeri dan kembali ke Indonesia. Pada akhirnya mereka mendirikan sebuah komunitas yang mewadahi semua penggemar bahasa baik yang sudah menguasai maupun yang sedang belajar bahasa asing. “Jadi mereka bertiga membentuk Polyglot Indonesia karena pada saat mereka kembali ke Indonesia mereka ingin melatih kemampuan bahasa yang sudah mereka miliki tapi mereka tidak bertemu partner yang bisa diajak bicara,” jelas Fajar.

Komunitas Polyglot Indonesia kini telah tersebar di delapan kota di Indonesia, yaitu Banda Aceh, Semarang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Malang. Sehingga total Komunitas Polyglot Indonesia ada di sembilan kota, termasuk Yogyakarta. Meski Yogyakarta menjadi tempat awal berdirinya komunitas ini, namun tercatat Semarang sebagai Homebase resmi yang telah terdaftar. “Tercatat homebasenya di Semarang, tetapi kita ada di sembilan kota. Kita ada di Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Malang,” tutur Fajar.

Dari sembilan kota yang ada, Komunitas Polyglot Indonesia memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda di setiap chapter-nya. Di Chapter Jakarta contohnya, hanya terdapat Language Exchange Meetup yang kegiatannya berupa diskusi-diskusi. Namun, di chapter lain seperti Chapter Banda Aceh, Surabaya, dan Yogyakarta sudah memiliki sebuah program khusus di radio. Tak hanya itu, di Chapter Yogyakarta, Bandung, dan Semarang bahkan memiliki kegiatan belajar informal di dalam kelas. Meskipun demikian, semua jadwal yang ada tentunya harus disesuaikan dengan jadwal dari koordinator setiap chapter maupun peserta. “Kalau di Jakarta hanya Language Exchange Meetup. Sedangkan, di kota kota lain seperti Aceh, Surabaya, dan Yogyakarta mempunyai program di radio. Yogyakarta, Bandung, dan Semarang ada semacam kelas-kelas informal,” jelas Fajar.

 Dari kegiatan-kegiatan tersebut banyak hal baru yang dapat dirasakan oleh peserta kegiatan. Topik yang berbeda disetiap pertemuan membuat para peserta belajar hal baru, ilmu baru, dan tradisi baru dari sebuah negara yang sedang mereka pelajari bahasanya. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang ingin memperlancar kemampuan bahasanya untuk terus berkembang. “Berhubung disetiap pertemuan memiliki topik yang berbeda jadi bisa dapat ilmu baru, bahasa baru, tradisi baru, dan teman baru,” tutur Nisa Johan salah satu Koordinator Bahasa Spanyol.

Banyaknya teman-teman baru yang dapat mereka temui memudahkan setiap peserta dalam bertukar informasi dan ilmu, serta saling membantu dalam berlatih berbicara. Hal ini membuat para peserta kegiatan merasa termotivasi untuk terus belajar dan menambah ilmu mereka. “Jadi punya waktu berlatih lebih banyak dan kalau melihat teman-teman disekitar jadi termotivasi,” tutur Maryam salah satu Koordinator Bahasa Spanyol. Mereka berharap agar kedepannya komunitas ini  bertambah dengan adanya anggota baru, mendapat teman yang sama-sama ingin belajar serta dapat menambah bahasa-bahasa baru lagi. “Harapannya biar lebih banyak temen biar kita bisa sama-sama belajar,” tutup Nisa.

 

Lailla Nur Viliansah

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *