lpmindustria.com – Mencoret merupakan kegiatan yang sangat mudah dilakoni setiap orang. Itulah yang biasa dilakukan oleh komunitas Mural Doodle Art Indonesia sebagai hobi. Tetapi, bukan coretan biasa yang dihasilkan komunitas ini, melainkan sebuah karya seni yang memiliki makna.
Sekumpulan orang tengah mencoret tembok di sudut keramaian kota, ditemani pohon yang rindang dan bisingnya kemacetan. Salah satu orang yang mencoret tembok itu adalah Ahmad Naufal. Ahmad menjelaskan bahwa ia tengah membuat doodle di tembok, atau disebut mural doodle. Doodle merupakan teknik menggambar dengan cara mencoret, lalu membuatnya menjadi memiliki makna. Berawal dari kecintaannya terhadap menggambar, akhirnya Ahmad merasa tertantang untuk membuat doodle di media tembok dan memutuskan untuk mendirikan komunitas Mural Doodle Art Indonesia. “Pertama saya ikut menggambar di tembok tapi di spot bebas. Saya merasa, saya skill di doodle, jadi ikut gabung di Doodle Art Indonesia pada tahun 2015. Namun, tahun 2017 saya tertantang ingin membuat doodle art di tembok,” tutur Ahmad Naufal pendiri Mural Doodle Art Indonesia.
Komunitas Mural Doodle Art biasa melakukan kegiatan seperti berkumpul dan menggambar pada setiap akhir pekan. Bukan hanya menggambar di spot bebas, Mural Doodle Art Indonesia juga sering mendapat tawaran dari mall hingga kafe. “Kami biasa meet up dan menggambar di hari minggu. Jika ada project, kami melakukan kegiatan live painting seperti menggambar di tembok untuk kegiatan mall atau kafe,” ucap Ahmad Naufal. Sementara, dalam mengibarkan sayap komunias Mural Doodle Art Indonesia, mereka mengikuti beberapa lomba agar dikenal di masyarakat. “Komunitas ini kan baru, jadi belum banyak prestasi yang dihasilkan. Tetapi kami pernah mengikuti lomba mural LRT City Kemarin, kita juga pernah ikut acara Asean Games di Kelurahan Pasar Rebo,” kata Ahmad.
Proses membuat mural doodle tidak bisa selesai dalam beberapa jam, perlu proses yang cukup panjang. “Pertama membuat sketch kasar di kertas agar tidak terlalu kaku saat di tembok. setelah itu, membuat sketch di tembok menggunakan kapur atau kuas hitam, lalu tunggu mengering selama beberapa menit. Setelah kering, beri warna menggunakan cat kaleng yang khusus tembok,” ujar Ahmad.
Salah satu anggota Mural Doodle Art Indonesia, Kessya Dhea Levirra mengaku senang mengikuti kegiatan komunitas ini. “Aku belum ada pengalaman ngemural, karena penasaran aku akhirnya ikut. Yang pasti sih panas karena di pinggir jalan saat siang hari. Tapi senang karena emang udah jadi hobi,” jelas Kessya. Jika ingin bergabung dengan komunitas Mural Doodle Art Indonesia cukup hadir saja saat sedang kumpul bersama. “Yang penting datang saat kami kumpul bareng, nanti kami adakan sharing. Lebih banyak belajar bareng saja karena menggambar di tembok itu sulit, jadi harus lebih selektif dan banyak belajar bersama,” tutup Ahmad.
Linda Rohmata Sari