lpmindustria.com – Mutasi virus Corona varian B1617 telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Varian ini memiliki kemampuan penyebaran yang lebih mudah jika dibandingkan dengan virus aslinya. Untuk itu, pemerintah melalukan berbagai upaya, salah satunya genome sequencing.
Kasus Covid-19 di Indonesia masih belum usai, namun semakin banyak varian mutasi virus baru yang bermunculan. Seperti yang dilansir dari laman Katadata.co.id, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan terdapat kasus mutasi varian asal India yang ditemukan di Indonesia yaitu B1617. “Varian ini agak terkonsentrasi cukup besar di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan,” ujarnya.
Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa 1 kasus mutasi virus ini pertama kali ditemukan di Medan pada tanggal 7 Januari 2021. Selanjutnya, terdapat 4 kasus yang ditemukan di Sumatera Selatan, diantaranya yaitu 2 kasus di Palembang, 1 kasus di Prabumulih, dan 1 kasus di Penukal Abab Lematang Ilir. Kemudian ditemukan lagi kasus mutasi virus B1617 di Kalimantan Tengah, yaitu 1 kasus di Gunung Mas dan 2 kasus di Palangka Raya. Terakhir, satu kasus ditemukan di Jakarta Selatan dan satu kasus lainnya di Batam. Dalam laman yang sama bahwa kemunculan mutasi virus ini di Indonesia disebabkan oleh adanya kedatangan satu orang Warga Negara Asing (WNA) India ke Jakarta dan satu orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Medan yang membawa virus tersebut.
Melansir dari Halodoc.com, mutasi varian B1617 yang terdeteksi pertama kali di India pada bulan Oktober 2020 lalu dipercaya dapat lebih mudah menyebar dibandingkan jenis aslinya. Hal tersebut dikarenakan mutasi B1617 mengandung L452R yang dapat memengaruhi lonjakan pada protein virus. Protein ini dapat memudahkan virus Corona untuk masuk lebih dalam dan menimbulkan dampak yang buruk. Selain itu, mutasi yang mengandung L452R ini juga dapat mengubah lonjakan protein yang berinteraksi dengan ACE2, yaitu molekul di permukaan sel yang diikat oleh virus untuk masuk ke dalam. Sehingga, virus bisa mengikat sel dengan stabil. Kemudian, adanya kandungan E484Q dalam mutasi ini mampu membuat infeksi lebih mudah terjadi. Oleh karena itu, B1617 disebut mutasi ganda.
Mengutip dari laman Katadata.co.id, demi mengurangi penyebaran virus, pemerintah terus menegaskan agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker apabila keluar rumah, mencuci tangan, dan tetap menjaga jarak dengan siapa pun. “Itu adalah cara yang paling baik untuk bisa mencegah penularan dari virus mutasi baru ini,” tutur Budi. Dengan adanya hal tersebut, kementerian kesehatan juga melakukan genome sequencing secara lebih ketat di lokasi yang terdapat mutasi Corona tersebut. Adapun upaya tersebut untuk mengetahui pola penyebaran virus serta menentukan langkah karantina dengan benar. “Agar virus mutasi baru tidak cepat menyebar ke daerah-daerah lain,” tutup Budi.
Penulis: Silvia Andini
Editor: Ela Auliyana