Awal di Dalam Titik

Aku sekarang seakan naik rollercoaster.

Naik dengan cepat, turun dengan cepat, stabil sebentar

Aku sekarang berada di titik mempertanyakan segalanya

 

Apakah aku sudah cukup?

Apakah aku berjuang cukup keras? Atau terlalu keras?

Apakah aku sudah bisa membanggakan diri aku sendiri?? Atau itu hanya sebuah ego untuk menyombongkan diri sendiri??

Apakah aku boleh beristirahat? Atau sebenarnya aku kurang berusaha??

 

Aku tidak tahu lagi.

 

Aku punya mimpi dan aku merasa mimpi itu terlalu jauh dan terlalu sulit digapai

Apakah aku boleh melepas mimpi itu?

Karena aku sudah lelah berlari.

 

Orang bilang jangan menyerah

Aku bertanya-tanya, apakah itu hanya sebatas toxic positivity?? Atau kita memang tidak boleh menyerah??

 

Sampai seseorang berkata

'tak apa tak punya mimpi, mimpi bukanlah sebuah keharusan'

Aku mulai berusaha melepas banyak hal

 

Tapi kembali lagi ke titik awal.

Terpaksa berlari terseok-seok menuju 'kesuksesan' yang sebenarnya relatif?

 

Terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain hingga jatuh depresi karena tidak bisa memenuhi ekspektasi.

 

Salahkah aku tidak bisa sama seperti mereka?

Salahkah aku tidak sepintar mereka?

Salahkah aku tidak berjuang keras seperti mereka??

Salahkah aku mempunyai pandangan yang berbeda dengan mereka??

Salahkah aku hanya berdiam diri menatap mereka yang berjuang??

 

Kembali lagi ke titik awal

 

Apakah perjuangan ku sudah bisa disebut sebuah perjuangan?

 

Karena kenyataannya aku hanya terduduk diam menatap layar ponsel dan hanya scrolling di media sosial

 

Banyak teori, sedikit praktik

 

Tidak usah peduli

Aku hanya mencari validasi

Dari segudang perasaan penuh arti

Tapi terlalu bodoh untuk mengerti

 

Ari Diah Nabila

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *