Badai yang Berlalu

Kamu menghilang dikala badai menyapu

Setelah aku gagal menahan agar kau tak lepas

Genggaman tangan terakhir di malam itu

Terasa halus selembut kapas

 

Ketika badai telah mereda

Masih kulihat samar bayangmu di jauh mata

Tampak nan indah tiada tara

Namun ternyata fatamorgana

 

Sontak aku tersadar

Dengan linglung di lahan datar

Oh tuhan, apakah ini wajar?

Aku berseru dengan tangan gemetar

 

Masih sangat jelas di dalam kalbu

Hatimu, sikapmu, segala perlakuanmu

Walau akhirnya berujung pilu

Namun jujur aku masih sering merindu

 

Kini sudah kembali nikmat rasa makananku

Telah nyenyak pula tidurku

Tak akan ada lagi niatan mengganggumu

Dan kini berupaya mengikhlaskanmu

Terima kasih atas pelajaran hidupnya, sayangku

Penulis :  Intaniana cahyana

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *