lpmindustria.com – Muslim masa kini dapat tampil modis dan modern, selama tetap berpegang pada prinsip syar’i sebagai batas dalam mengikuti tren fashion masa kini.
Dunia fashion muslim kini berkembang dengan kreativitas yang semakin beragam dan juga inovatif. Hal ini dicerminkan dalam bentuk kesadaran menutup aurat serta pentingnya berpenampilan sesuai dengan nilai-nilai islam, sekaligus menjadi bentuk identitas diri yang tetap mengikuti tren.
Abdul Aziz, sebagai dosen Pendidikan Agama Islam di Politeknik STMI Jakarta, menyampaikan pendapatnya mengenai perkembangan fashion muslim dan muslimah Indonesia bahwa perkembangan fashion muslim dan muslimah di Indonesia semakin baik dalam kesadaran berhijab karena sebagian besar sudah mengenakan hijab. Dalam mendorong tren tersebut, peran media sosial yang digunakan para influencer menjadi platform yang sangat berpengaruh, “Influencer mana yang menurut mereka masuk dengan style, maka itu yang mereka ikuti. Maka memang memiliki pengaruh sebesar itu kan.” ujar Asri, salah satu mahasiswa sekaligus lulusan salah satu pesantren.
Dalam semarak tren fashion muslim, penting untuk mengingat kembali bahwa menutup aurat memiliki dasar syariat yang jelas. Terdapat firman Allah pada Surat Al-Ahzab ayat 59 mengenai perintah kepada Rasulullah untuk istrinya, anaknya, dan istri -istri orang mukmin agar mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh. Abdul aziz mengungkapkan, “Perintah ayat ini memiliki esensi bahwa wanita itu harus menutup aurat agar tidak dapat menimbulkan fitnah.” Asri, menambahkan perbedaan nyata antara tren dan syariat yang perlu diperhatikan yaitu seharusnya jilbab dapat menutupi seluruh aurat kepala, tetapi pada kenyataannya beberapa masih terbuka dengan terlihat sebagian lehernya, yang mana hal tersebut bertolak belakang dengan yang ditentukan oleh syariat.
Oleh sebab itu, batasan dalam fashion muslim harus diperhatikan. Banyak busana dibuat hanya untuk keperluan pasar tanpa mempertimbangkan etika berpakaian islami, “Bahkan terkadang orang awam juga diakomodir oleh para pencipta busana itu, tertutup tapi dibuat ketat.” ujar Abdul Aziz. Meskipun belum ideal, upaya menutup aurat tetap harus dihargai, “Dari sisi positif nya dia sudah berusaha dan itu kita hargai” ujar asri.
Sebagai solusi, dakwah bil hal menjadi pendekatan yang efektif dalam menghadirkan fashion yang modis namun tetap syar’i. Abdul Aziz, menyampaikan bahwa dalam permasalahan berbusana peran ulama justru kecil, yang lebih berperan ialah para desainer muslim muda. Dalam hal ini, fashion muslim akan tetap modis jika dikemas dengan menarik tanpa melupakan prinsip-prinsip syariat.
Perlu disadari bahwa syariat Islam bersifat timeless, sehingga zaman yang harus menyesuaikan dengan syariat, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, berpakaian modis tetap diperbolehkan selama berada dalam batasan syariat. Sikap ideal seorang muslim adalah mengikuti tren dengan pemahaman yang benar tentang syariat yang menjadikan fashion sebagai media dakwah, bukan semata-mata gaya hidup.
Penulis : Febriany Akhwatul Hasanah
Editor : Gita Mega Putri S.