Olahraga Elektronik, Hobi sekaligus Pekerjaan

lpmindustria.com – Seiring dengan perkembangan teknologi, game bukan lagi sekadar aktivitas yang dilakukan saat waktu senggang. Munculnya eSports menjadikan game sebagai industri penghasil pundi-pundi pemasukan yang layak untuk diperhitungkan.

Olahraga elektronik atau yang lebih dikenal dengan ‘eSports’ (electronic sports) merupakan sebuah istilah untuk kompetisi para pemain game profesional dalam memainkan sebuah video game. Kompetisi ini mulai naik namanya di Indonesia pada tahun 2016 saat diadakannya event besar di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Jakarta. “Boomingnya eSports ini dimulai dari tahun 2016 saat ada event game di salah satu Mall. Mulai saat itu, eSport dilirik oleh para investor,” ungkap Andrew Tobias, selaku eSports Expert yang bekerja di Tencent Game dalam talkshownya di Universitas Guna Darma Sabtu, 26 Januari lalu.

Talkshow yang digelar oleh Himpunan Teknik Informatika (HIMTI) Universitas Guna Darma tersebut turut mengundang Farrand Kowari, yaitu pelatih DotA 2 tim Rex Regum Qeon (RRQ).  Farrand menilai bahwa perkembangan eSports di Indonesia yang sudah cukup maju ini tidak terlepas dari maraknya mobile game yang mudah diakses. “Menurut saya itu semua berkat mobile game, karena mobile game terlalu mudah untuk diakses. Kita semua bisa main tanpa perlu pergi ke warnet lagi. Kalau kita masih stuck (baca: tidak bergerak) di game PC, mungkin baru tiga sampai empat tahun lagi eSports bisa sebesar ini,” jelas Farrand. Esport pun semakin diakui sejak masuknya cabang olahraga ini pada Asian Games 2018 lalu.

Industri eSports yang semakin maju ini tidak terlepas dari banyaknya organisasi atau tim eSports yang mulai bermunculan. Menurut Andrew, organisasi ini menjadi wadah bagi bibit-bibit muda yang memang tertarik dan memiliki bakat di dunia eSports, namun tidak tahu kemana bakat tersebut akan disalurkan. “Indonesia mempunyai banyak sekali pemain yang memiliki skill lebih, mereka itu butuh wadah yang bisa menampung mereka,” ujar Andrew.

Dari sekian banyaknya tim eSports yang ada di Indonesia, salah satunya adalah RRQ. Tim yang dibentuk sejak tahun 2013, namun baru dikenal oleh khalayak luas pada tahun 2016 ini memiliki segudang prestasi dikancah nasional maupun internasional. Salah satu prestasi yang baru-baru ini diraih oleh RRQ adalah menjadi juara pada event PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) yang digelar di Dubai, Pada Desember 2018 lalu. prestasi yang diraih tim RRQ tentunya karena tim ini tidak sembarangan dalam memilih pemain. “Semua tim maunya menang, jadi kita cari pemain yang worth it dan profesional. Profesional dalam arti bisa menjaga performance dan sikapnya,” ujar Amalia Hadi selaku Bussiness Development RRQ yang juga pembicara dalam talkshow yang digelar HIMTI ini.

Selain menjadi proplayer, tentunya masih banyak pekerjaan lain di industri eSports. “Game itu butuh dirancang interface, storyline sampai dengan sistem dari game itu sendiri. Jadi melibatkan banyak pihak. Mulai dari designer, programmer, marketing, sampai dengan publisher,” jelas Andrew. Amalia menambahkan bahwa, dalam eSports juga dibutuhkan management dari eSport itu sendiri, caster, dan tentunya developer.

Meskipun eSports sudah dirasa lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya namun, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lainnya. “Kalau kita lihat China dan Korea, itu benar-benar kita tertinggal seperti 10 tahun kebelakang,” kata Andrew. Menurutnya, memajukan eSports dibutuhkan banyak orang untuk memperbaiki kekurangan yang ada. “Untuk membuat eSports ini lebih maju lagi yaitu, kita semua harus bergandengan tangan, sampingkan kepentingan-kepentingan pribadi. Kita harus tau juga apa kekurangan dan apa yang masih belum tercapai,” tutup Andrew.

Hanifati Sabila

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *