Senigma, Pameran Seni untuk Menyuarakan Pentingnya Kesehatan Mental

lpmindustria.com – Senigma adalah sebuah pameran yang menampilkan karya seni mengenai kesehatan mental. Pameran ini ditunjukan untuk membantu orang-orang dalam melakukan self love.

Ubah Stigma merupakan komunitas non-profit yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental di Indonesia. “Visi kita kedepannya ingin membuat Indonesia menjadi lebih ramah terhadap kesehatan mental,” ujar Sasya Natasanthi selaku Public Relation di Ubah Stigma.

Sasya mengungkapkan bahwa komunitas ini menyediakan wadah untuk orang-orang yang memiliki kesehatan mental. Wadah tersebut dinamakan Senigma, dimana mereka dengan kesehatan mental dapat menyuarakan apa yang mereka rasakan kedalam bentuk seni. Nantinya seni tersebut akan dipublikasikan agar didengar dan dilihat oleh masyarakat.

Senigma sendiri berasal dari penggabungan kata seni dan enigma. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), enigma berarti teka-teki, tidak jelas, dan misterius. Dari sana Ubah Stigma ingin menghimbau masyarakat bahwa kesehatan mental tidak mudah dipahami layaknya teka-teki. Ubah Stigma  juga mengangkat seni, karena seni dianggap sebagai cara agar orang dapat mengekspresikan dirinya dengan lebih mudah. “Jadi, senigma itu dibuat untuk membantu teman-teman yang mempunyai sakit mental untuk mengekspresikan dirinya melalui seni,” ujar Sasya.

Hasil karya dari Senigman yang dicetak dan dipamerkan pada Senigma.
Sumber Foto : Ubah Stigma

Ubah Stigma sudah melaksanakan Senigma semenjak tahun 2018. “Untuk Senigma pertama di tahun 2018 hanya ditampilkan secara online. Di tahun 2019, kita cetak semua hasil karyanya dan kita tampilkan di pameran seni di Pakubuwono,” kata Sasya. Ubah Stigma sendiri tidak pernah membatasi jumlah karya atau jenis karya. “Karya yang paling sering kita dapatkan adalah puisi. Kita tidak pernah bilang hanya puisi yang kami terima, karya seni apapun kita terima,” lanjut Sasya. Siapa saja dapat mengirimkan karyanya asal tetap menceritakan tentang kesehatan mental. “Sebulan sebelumnya itu kita sudah menyebarkan ke followers instagram kita karena platform utama kita instagram,” tutur Sasya. Ia juga berkata bahwa tidak ada ketentuan khusus untuk pemilihan karya selain tidak mengandung kalimat negatif atau kasar. Walaupun pameran karya sudah lewat, hasil karya para Senigman masih dapat dilihat pada website Ubah Stigma. “Setelah pameran berakhir, untuk melihat hasil karya para senigman bisa kunjungi website kami,” ungkap Sasya.

Safira Dias Setyo Putri selaku salah satu Senigman mengirimkan salah satu karya puisinya ke Senigma. Ia mengatakan bahwa tindakannya itu mendapatkan dukungan dari psikolognya. “Saya melihat Ubah Stigma dan saya iseng mengirimkan salah satu karya saya. Ternyata, karya saya dipamerkan. Mulai  dari situ, psikolog saya menyarankan untuk melanjutkannya,” tutur  Safira.  Bagi Safira sendiri, mengekspresikan emosi melalui seni seperti sebuah terapi. Ia juga berkata, kalau mengekpresikan diri dalam sebuah karya adalah bagian dari proses self love. “Menurut saya orang yang memilih untuk mengungkapkannya melalui seni adalah salah satu dari banyak cara yang bisa kita lakukan bagi kita untuk menolong diri kita sendiri. Itu adalah bentuk kalau saya sadar dan mempunyai kewajiban untuk menyembuhkan diri sendiri,” tutur Safira yang juga terdiagnosis dengan masalah mental.

Safira berharap orang-orang yang sudah menemukan cara terapi diri melalui seni untuk terus melanjutkannya. “Terkadang merasa tidak percaya diri dengan hasilnya, apalagi orang yang memiliki mental issue, pasti melihat diri lebih negatif. Tapi percayalah kalau itu hal yang kalian suka, lanjutkan karena itu akan membantu,” tutup Safira

Ari Diah Nabila

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *