Dampak Tren Usaha Thrifting Yang Menggiurkan

lpmindustria.com – Tren thrifting menjadi tren yang sedang terkenal terutama untuk anak muda. Tren ini dapat memenuhi kebutuhan gaya hanya dengan uang yang minim. Selain itu, tren thrift memberikan banyak dampak bagi pengusaha thrift atau pengusaha pakaian  nonthirft.

Menurut Jeffry, pemilik usaha thrift di Bekasi mengatakan bahwa thrifting merupakan aktivitas berhemat dengan membeli barang-barang bekas yang masih layak pakai. Barang yang dijual pun bermacam-macam, seperti pakaian, sepatu, aksesori, dan barang bekas layak pakai lainnya.

Tren thrifting datang dari berbagai kalangan terutama anak muda. Ardy, Mahasiswa Politeknik STMI Jakarta serta pelanggan pakaian thrift mengatakan bahwa pakaian thrift sangat murah serta terbatas. “Karena baju thrift itu modelnya tuh jarang, jadi tidak banyak orang pakai”.

Bagi para pengusaha pakaian thrift, usaha thrift bisa mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Jeffry, salah satu pemilik usaha pakaian thrift di Bekasi menjual pakaian thrift dari harga 20  ribu sampai jutaan. “Baju yang dijual mulai  dari 20 ribu sampai yang berjuta ada sih memang karena harga di mall berjuta”. Omset yang didapat dari usaha thrift untuk satu toko mendapatkan 35 juta sampai 50 juta. “Kalau di satu toko bisalah sekitar 35 sampai 50 juta”. Jeffry menambahkan jika keuntungan ataupun usaha thrift bergantung pada usaha penjual serta keinginan konsumen.

 “Tergantung usahanya kita (penjual) bagaimana cara meyakinkan orang (pembeli). Thrift ini impor, jadi orang berpikir kalau barang dari luar negeri biasanya lebih bagus. Orang terkadang lebih memilih barang yang second lebih mahal dibandingkan barang baru yang lebih murah,” ujar pengusaha yang sudah menjual baju thrift selama 3 tahun tersebut.

Maraknya membeli pakaian thrift tidak begitu dirasakan bagi penjual pakaian non-thrift. Puji, salah satu penjual pakaian nonthrift mengatakan bahwa tren thrift tidak memengaruhi penjualan pakain non-thirft . “Tidak ada pengaruh apapun dengan adanya penjual  pakaian thrift,” ucap penjual baju nonthrift tersebut.

Saat ini tren thrifting sangat terkenal, sehingga bermunculan banyak usaha pakaian thrift baru. Akibat dari munculnya usaha-usaha tersebut adalah persaingan harga antara satu penjual dengan penjual lain. Menurut Putri Meilia selaku guru kewirausahaan SMK Widjaya Ngoro Jombang menganggap jika tren thrift dapat merusak harga pasar.

“Kalau semakin banyak usaha (penjual), otomatis harga barang tersebut juga akan naik atau persaingan dalam bentuk harga. Di situ  akan dapat merusak harga pasar yang biasanya orang membeli pakaian bekas dengan harga 30 ribu dan sekarang tren lagi semakin maraknya di sosial media promosi tentang baju bekas, otomatis harga baranganya juga akan mengalami kenaikan. Menurut saya dengan semakin banyak pelaku usahanya akan merusak harga pasar,” ujarnya.

Tren thrifting memberikan keuntungan besar bagi penjualnya serta merupakan usaha yang menjanjikan. Namun semakin banyaknya usaha thrift akan ada persaingan, yaitu persaingan harga.

Penulis : Shafiratul Fajri Harisul Husna

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *