lpmindustria.com – Setiap tahun diadakan pemilihan ketua angakatan untuk angkatan muda. Namun, banyak mahasiswa Politeknik STMI Jakarta yang masih belum mengetahui peran ketua angkatan ini
Setiap tahun, Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) Politeknik STMI Jakarta menyelenggarakan Pemilihan Raya (Pemira) ketua angkatan. Pemilihan ini diselenggarakan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan kepada KPRM melalui TAP Pemira Pasal 3 Ayat 1 tentang Tujuan Pemira. “Kita hanya melaksanakan apa yang ada dalam TAP Pemira Pasal 3 Ayat 1 tentang Tujuan Pemira, yaitu mendapatkan ketua angkatan dari setiap angkatan muda,” ujar Daffa Febrian selaku Kabiro Hukum KPRM.
Hasabi Mutassir Rahmatullah selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengatakan bahwa ketua angkatan adalah seseorang yang mengepalai suatu angkatan dan berfungsi untuk membantu terjalinnya koordinasi antara ketua jurusan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). “Inti dari fungsinya adalah sebagai jembatan untuk menyebarkan informasi dari pihak kampus kepada teman-temannya dan aspirasi teman-temannya kepada pihak BEM,” tutur Hasabi.
Selain tugas diatas, ketua angkatan dibutuhkan untuk banyak kegiatan lainnya, contohnya, saat pendistribusian seragam, penyebaran jadwal kelas Test of English as a Foreign Language (TOEFL), dan pelaksanaan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). “Ketua angkatan berperan ketika ada berita mengenai pendistribusian seragam, penyebaran jadwal kelas TOEFL, dan pelaksanaan Ospek. Dia akan menyebarkan informasi-informasi tersebut kepada teman-temannya,” kata Hasabi.
Namun, mengenai posisi ketua angkatan di Struktur Organisasi (SO) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KBM Politeknik STMI Jakarta tidak menunjukkan adanya hubungan langsung antara ketua angkatan dengan KBM. Hubungannya hanya sebatas garis putus-putus atau garis koordinasi terhadap BEM, khususnya Kementrian dalam Negeri (Kemendagri). “Secara struktur, ketua angkatan ini memiliki hubungan garis putus-putus ke Kemendagri,” kata Hasabi.
Oleh karena itu, pengawasan terhadap pencapaian ketua angkatan dilakukan oleh BEM. Pengawasan itu dilakukan secara tidak menentu waktunya, bersifat persuasif, dan tidak dalam bentuk rapat evaluasi khusus. Poin pembahasan dalam rapat pengawasan tersebut adalah perihal masalah yang sedang terjadi dan perencanaan kedepannya. “Biasanya monitoring dilakukan setiap sebulan sekali, namun bersifat tentatif. Tidak ada peraturan khusus mengenai evaluasi perihal pencapaian ketua angkatan, hanya berbentuk diskusi membahas masalah dan rencana untuk kedepannya,” tutur Hasabi.
Melalui wawancara yang telah dilakukan oleh LPM Industria beberapa waktu lalu, ketiga ketua angkatan, yaitu Ketua Angkatan 2016, 2017, dan 2018 mengatakan bahwa mereka belum melaksanakan perannya dengan sempurna terlebih lagi mengenai pelaksanaan visi dan misi yang dituturkan saat mencalonkan diri sebagai ketua angkatan. “Secara presentase, 80% pekerjaan sudah terlaksana, contohnya, membuat acara Buka Puasa Bersama Angkatan 2016, menjadi narahubung untuk kegiatan TOEFL, menjadi penengah ketika terjadi selisih paham antar jurusan, dan membantu menyelenggarakan kegiatan Ospek,” tutur Fauzi Nugraha, Ketua Angkatan 2016.
Namun, Fauzi mengaku bahwa saat kegiatan Ospek tanggung jawabnya diserahkan kepada Wakil Ketua Angkatan yang telah disepakati melalui musyawarah bersama angkatan 2016. Alasan penyerahan tanggung jawab itu adalah adanya kesibukan Fauzi di luar kampus. “Kegiatan Ospek, saya serahkan kepada Wakil Ketua Angkatan karena saya ada kesibukan di luar kampus. Wakil itu dipilih melalui musyawarah dengan angkatan 2016,” ucap Fauzi.
Berbeda dengan Fauzi yang pekerjaannya telah tercapai 80%, Faiz Senjaya selaku Ketua Angkatan 2017 merasa pekerjaannya belum terlaksana. “Sejauh ini saya merasa belum terlaksana karena untuk mempersatukan persepsi angkatan 2017 cukup sulit. Namun, saya pernah menyelenggarakan acara kumpul bersama dengan angkatan 2017,” kata Faiz.
Selain itu, Aditya Dwi Prayoga selaku Ketua Angkatan 2018 mengatakan bahwa ia belum melaksanakan visi-misinya dan sedang merencanakan suatu event untuk angkatan 2018. “Belum terlaksana karena bingung untuk menentukan jadwal bertemu. Namun, minggu lalu sudah kumpul dengan ketua angkatan setiap jurusan untuk mendiskusikan suatu event untuk melaksanakan visi saya yang pertama, yaitu menyatukan solidaritas angkatan,” tutur Aditya.
Dalam memaksimalkan peran ketua angkatan diperlukan peran BEM dalam bentuk pengawasan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tidak semua ketua angkatan merasakan adanya pengawasan ini. “Tidak ada pengawasan dan controling dari pihak BEM. Setelah terpilih, yasudah terpilih saja,” kata Faiz.
Walaupun setiap ketua angkatan mengaku telah cukup melaksanakan perannya, hasil kuesioner yang disebar oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Industria menunjukkan bahwa terdapat 28 suara dari 32 responden menyatakan tidak pernah merasakan peran ketua angkatan. “Fungsionalnya tidak terlihat, kegiatannya itu apa, untuk apa, dan harusnya seperti apa pun tidak telihat,” kata Nanda Zulfa Pratama, mahasiswa Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO) 2016. Hal serupa pun disampaikan oleh Hanifianti, mahasiswi Teknik Kimia Polimer (TKP) angkatan 2017. “Kalau aku sendiri kurang merasa efeknya. Jujur, aku pun tidak kenal dan tidak mengetahui orangnya,” ujar Hanifianti. Namun, ada juga mahasiswa yang mengatakan merasakan peran ketua angkatan. “Pernah ikut dua acara. Pertama, kumpul bersama dengan perwakilan jurusan dan BEM untuk membahas kelanjutan ketua angkatan. Kedua, kumpul kecil-kecilan dengan ketua angkatan,” ucap Syaifullah, mahasiswa SIIO angkatan 2018.
Affifah Nasrillah