lpmindustria.com – Indonesia merupakan negeri yang kaya akan rempahnya, terbukti dengan tumbuh suburnya berbagai jenis rempah dan penjajahan yang dilakukan untuk menjarah rempah-rempah yang dimiliki Indonesia. Yayasan negeri rempah hadir untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap sejarah rempah Indonesia.
Yayasan Negeri Rempah merupakan sebuah yayasan berbasis komunitas yang dibentuk pada tahun 2012. Ide membuat komunitas ini bermula saat Kumoratih Kushardjanto dan teman-temannya memulai sebuah perjalanan pariwisata bertema “Jelajah Kebudayaan”. “Salah satu teman saya ada yang bilang kalau jalur rempah menarik untuk diangkat. Akhirnya, kita memulai risetnya,” tutur Kumoratih selaku Ketua Yayasan Negeri Rempah.
Pada tahun 2016 digelar pameran mengenai jalur rempah di Museum Nasional sebagai salah satu program dari Jakarta Post yang digagas oleh Kumoratih. Semenjak pameran itu digelar, Yayasan Negeri Rempah memperbanyak relasi dengan komunitas lain hingga mencapai empat puluh komunitas, seperti Ternate Heritage Society dan Sahabat Cagar Budaya Palembang. Tahun 2017, Yayasan Negeri Rempah secara resmi menjadi yayasan. “Suatu perkumpulan yang tidak ada badan hukumnya nantinya akan sia-sia saat pengurusnya bosan jadi kita memutuskan untuk menjadikannya yayasan,” jelas Kumoratih.
Yayasan Negeri Rempah memiliki agenda tahunan yang bernama International Forum Spice Route (IFSR). Dalam acara ini, orang-orang dapat berkesempatan untuk mempelajari salah satu warisan budaya, yaitu rempah-rempah. IFSR 2019 sudah digelar pada tanggal 19-24 Maret 2019 di Museum Nasional. Acara tersebut mengangkat tema “Reviving the World’s Maritime Culture through Spice Route as World Common Heritage”. Acara ini diisi dengan kegiatan diskusi umum, diskusi buku, pasar rempah, diskusi masakan, hingga games. “Kami sedang merambah games karena sebisa mungkin belajar harus menarik,” ucap Bram Kushadjanto selaku Dewan Pembina Yayasan Negeri Rempah.
Menurut Wismo Prima Yudhana, mahasiswa dari jurusan Desain Produk Universitas Trisakti, Yayasan Negeri Rempah ini menarik. “Jalur rempah ini penting banget. Sejak awal kita dijajah karena rempah-rempah yang kita miliki,” tutur Wismo. Wismo juga berharap agar Yayasan Negeri Rempah menonjolkan hasil dari komunitasnya. “Semoga hasil dari komunitas ini lebih keluar dan menonjol. Hasilnya kan buat Indonesia juga,” ujar Wismo.
“Karena Rempahlah yang membuat Indonesia menjadi sekarang. Tanpa rempah tidak akan ada pertukaran budaya, agama islam dan yang lain tidak akan masuk ke Indonesia.” -Kumoratih Kushardjanto.
Ari Diah Nabila