Terjun Bebasnya Pound Sterling disusul dengan Krisis Ekonomi

lpmindustria.com – Keputusan Perdana Menteri Inggris diduga menjadi penyebab merosotnya nilai mata uang Inggris sehingga mengantarkan Inggris menuju krisis ekonomi. Krisis ekonomi tersebut sangat berdampak bagi kehidupan sosial, bahkan menyebabkan sebagian para pekerja melakukan sebuah Tindakan.

Dilansir dari antaranews.com, Pound sterling yaitu mata uang negara Inggris terjun bebas hampir mendekati rekor terendah pada awal perdagangan di Benua Asia pada 28 September 2022. Hal tersebut terjadi di tengah kekhawatiran atas pemotongan pajak secara radikal di Inggris untuk memacu pertumbuhan, bersamaan naiknya dolar setelah imbal hasil obligasi pemerintah yang melonjak dalam semalam.

Merosotnya ekonomi Inggris dimulai saat keputusan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ketika memutuskan menarik keluar Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Disadur dari sulteng.antaranews.com, kegiatan ekspor dari negara Inggris ke Uni Eropa merosot hingga 68 persen pada Januari 2020 karena perdagangan terganggu setelah berakhirnya masa transisi kepergian Inggris dari Uni Eropa.

Dampak yang dialami penduduk Inggris di tengah krisis yang membuat biaya hidup meroket. Dikutip dari antaranews.com, sebagian warga memilih untuk berjudi dan berinvestasi untuk mencukupi kebutuhan mereka. Bahkan, sebagian dari 40.000 pekerja kereta api berencana untuk mogok bekerja, hal serupa akan diikuti oleh para guru, petugas medis, petugas sampah, hingga barista ketika lonjakan makanan dan bahan bakar inflasi menuju angka 10 persen.

Mengutip dari polri.go.id, Warga Negara Indonesia (WNI) penerima beasiswa yang berada di Inggris pun terkena dampak akibat krisis yang melanda negara Inggris, mereka mengajukan dana tambahan kepada Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) untuk menghadapi krisis tersebut. “Kami sudah mengajukan dana tambahan dan masih dalam proses pertimbangan oleh pihak LPDP,” ucap Adit (nama samaran).

Menurut Adit, para WNI penerima beasiswa di Inggris sudah pernah mengajukan dana tambahan ke LPDP saat krisis mulai melanda negara itu pada awal tahun ini. Krisis mulai terasa tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Para WNI di berbagai kota di Inggris kemudian meminta tambahan dana pada Maret.

Dilansir dari antaranews.com Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng berupaya meyakinkan para eksekutif bank investasi, bahwa pemerintahan Inggris memiliki rencana fiskal (baca:  segala urusan yang berkenaan dengan pajak atau pendapatan negara) yang sehat dalam menghadapi krisis aset Inggris. Kwarteng menetapkan yang disebut anggaran mini pada Jumat lalu (23/9/2022) yang mengirim pasar obligasi Inggris dan pound ke dalam putaran ketidakpastian, mendorong bank sentral Inggris (BOE) untuk mengatakan akan membeli sebanyak mungkin surat utang pemerintah yang diperlukan guna memulihkan stabilitas keuangan.

Penulis : Ihsan Ali

Editor : Ela Auliyana

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *