lpmindustria.com – Masjid yang merupakan tempat beribadah bagi umat muslim sudah selayaknya menjadi tempat yang nyaman dan bersih. Namun, apa yang terjadi pada masjid di Politeknik STMI Jakarta belum dapat dikatakan demikian.
Amat disayangkan, masjid yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk berdoa beberapa waktu lalu terlihat tidak terawat. Hal ini terjadi pada Masjid Nurul Ilmi yang berada dalam lingkup Politeknik STMI Jakarta, khususnya pada lantai dua masjid tersebut. Musim hujan memperparah keadaan masjid, kondisi atap yang bocor membuat karpet di dalam masjid basah. “Kebocoran seperti ini sudah sering terjadi, namun atap masjid tidak segera diperbaiki. Sehingga, karpet masjid menjadi basah dan bau,” tutur Mayang Pusfitasari, salah satu mahasiswi Politeknik STMI Jakarta. Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu mahasiswi yang tidak ingin disebutkan namanya. “Kalau kondisi sekarang ya memprihatinkan, inikan tempat ibadah harusnya dibuat senyaman mungkin,” ungkapnya.
Mengenai masalah tersebut, Andi Bahctiar selaku Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) mengatakan bahwa DKM telah melaporkan hal tersebut kepada pihak kampus. “Kami telah melaporkan kebocoran atap ini, akan tetapi belum ada tindak lanjut dari pihak kampus. Mungkin karena musim hujan jadi kalau diperbaiki masih ada kemungkinan bocor lagi,” ujarnya. Namun, Intang mengaku belum mendapatkan laporan terkait permasalahan atap bocor. “Terkait masalah yang terjadi di masjid lantai dua, saya belum mengetahui kerena belum ada laporan dan surat resmi dari DKM,” ujar Intang Kusminah selaku Subbagian Umum dan Keuangan.
Sebagai bentuk perawatan, biasanya petugas kebersihan akan membersihkan masjid dari mulai tempat wudu laki-laki hingga lantai dua masjid yang biasa digunakan oleh mahasiswa perempuan. Firman menjelaskan, pembersihan yang dilakukan setiap hari berupa pembersihan tempat wudu di kedua lantai, kipas, tempat Al-Qur’an, dan mimbar. Khusus di hari Jumat, karpet yang berada di kedua lantai divakum. “Setiap hari saya dan teman saya, Narko membersihkan masjid di pagi hari setelah tugas pokok kita selesai,” tutur Firman, salah seorang petugas kebersihan di Politeknik STMI Jakarta.
Terkait perawatan dan pembersihan masjid, DKM menunjuk petugas kebersihan untuk melakukannya dengan memberikan uang kompensasi secara mandiri kepada petugas kebersihan tersebut. hal ini dilakukan karena belum ada staf khusus yang ditugaskan oleh kampus untuk membersihkan masjid secara berkala. “Sebenarnya, saya sudah bilang ke Pak Mustofa agar masjid diberikan petugas khusus. Beliau sudah mengiakan, namun sampai hari ini belum ada,” jelas Andi. Kepala Subbagian Umum dan Keuangan, Intang Kusminah yang kami temui di ruangannya menuturkan bahwa pihaknya telah memikirkan mengenai staf khusus yang akan merawat masjid secara berkala. Namun dalam realisasinya, pihak kampus kekurangan sumber daya manusia yang dapat ditempatkan di masjid untuk merawat masjid secara berkala.
Untuk kebutuhan perbaikan, DKM akan mendanai sendiri jika dana yang harus dikeluarkan sedikit. Namun jika membutuhkan dana yang cukup besar, DKM akan mengirimkan surat kepada kampus untuk meminta dana perawatan. "Tinggal menyurat kepada STMI. Pokoknya, apa kebutuhan masjid tinggal bikin surat, nanti mereka yang realisasikan," ujar Andi. Kemudian jika surat tersebut telah sampai ke pihak kampus, realisasinya akan dilakukan oleh pihak kampus sebagai pihak yang berwenang. Menurut Intang, jika DKM telah bersurat kepada kampus dan dana yang diajukan tersedia, kebutuhan tersebut akan segera direalisasikan.
Mengenai kondisi masjid ini, Mayang mengharapkan mahasiswi yang menggunakan masjid lantai dua memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kerusakan yang ada dapat segera diperbaiki. “Mahasiswinya harus menjaga kebersihan agar nyaman dalam beribadah dan pihak kampus segera memperbaiki kerusakan yang terjadi di lantai dua masjid,” harap Mayang.
Lailla Nur Viliansah