Kemampuan Musik Mengubah Emosi Seseorang

lpmindustria.com – Orang senang, mendengarkan ‘musik senang’. Orang sedih, mengenarkan ‘musik sedih’. Begitulah kebenarannya.

Semua orang pasti pernah mendengarkan musik. Musik begitu erat dengan kehidupan sehari-hari. Hari-hari tanpa musik akan terasa sepi. Itulah sebabnya banyak orang yang mendengarkan musik saat beraktivitas. Ketika seseorang sedang bersemangat untuk menjalani hari, orang cenderung akan mendengarkan musik dengan iringan bahagia. Namun, ketika sedang tidak bersemangat, mereka akan mendengarkan musik dengan iringan sendu. Musik yang kita dengarkan setiap saat akan berpengaruh terhadap pembentukan perasaan yang akan kita rasakan. Melalui bait demi bait pada lirik yang dituliskan dan alunan-alunan melodi yang disusun indah, musik memiliki kekuatan untuk memobilisasi emosi.

 Menurut artikel berjudul “Terungkap, Cara Musik Pengaruhi Mood Seseorang” yang dilansir oleh dream.co.id, terdapat sebuah studi yang menemukan bahwa musik dapat meningkatkan hormon dopamin seseorang. Hormon dopamin merupakan salah satu hormon di otak yang akan memengaruhi emosi. Hormon ini akan mengirim sinyal ke otak, sehingga organ tubuh dapat melakukan aktivitas. Dalam studi tersebut, hormon dopamin D2 reseptor (DRD 2) termodulasi (pengubahan suatu gelombang periodik menjadi suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi) oleh musik yang didengar, sehingga musik dapat memengaruhi mood, emosi, serta segala aktivitas otak.

Selain itu, sebuah artikel yang diterbitkan situs health.detik.com dengan judul “Studi Ungkap Musik Pop Mampu Kembalikan Ingatan Orang yang Cedera Otak”, terdapat sebuah penelitian di dalam jurnal Neuropsychological yang menunjukkan bahwa orang yang mengalami cedera masih dapat mengingat memorinya. “Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan bahwa musik dapat membawa kenangan pribadi ke dalam pikiran, baik pada orang dengan cedera otak parah maupun orang yang sehat,” tutur Amee Baird selaku penulis utama dalam studi tersebut sekaligus seorang neuropsikolog klinis di Hunter Brain Injury Services di Australia yang dikutip dari Medical Daily.          

Penelitian ini dimulai dengan mengamati lima pasien yang sulit mengingat segala aspek kehidupannya. Kelima pasien tersebut terdiri dari pasien yang sulit mengingat setelah terluka parah pada suatu kecelakaan, pasien yang mengalami kerusakan permanen, dan pasien yang kekurangan oksigen di otaknya setelah mencoba bunuh diri. Kemudian, pasien diinstruksikan untuk mengisi kuesioner sambil mendengarkan musik. Saat itu, musik yang diputar adalah 50 besar lagu pop yang populer di Billboad Chart sejak tahun 1961-2010. Pengisian kuisioner ini menggunakan skala dari 1-5 untuk mengukur kedekatan lagu terhadap pasien. Selain itu, pasien diminta untuk mendeskripsikan ingatan tersebut dan menilai seberapa baik mereka dapat menempatkan dirinya kembali.

Berdasarkan hal itu, Baird memaparkan bahwa ia sering melihat reaksi emosional yang pasien berikan terhadap musik yang didengarkan dan sering menghubungkan lagu dengan kejadian yang pernah dilakukannya. "Reaksi ini menunjukkan bahwa musik merupakan stimulus yang kuat untuk memunculkan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif. Saya percaya bahwa hal itu efisien dalam mengaktifkan kembali ingatan," ucap Baird.

Affifah Nasrillah

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *