Progres Kelulusan di Tengah Pandemi

lpmindustria – Pandemi covid-19 yang tak kunjung membaik menjadi kendala tersendiri bagi kampus dalam melaksanakan kegiatan belajar, bimbingan, seminar, hingga sidang . Hal ini menjadi tantangan lebih untuk mahasiswa tingkat akhir dan pihak kampus dalam mempersiapkan kelulusan di tahun ini.

Sebagaimana sebuah kampus, Politeknik STMI Jakarta selalu melaksanakan wisuda guna meluluskan para mahasiswa tingkat akhirnya. Tak terkecuali pada tahun 2020 ini. Keempat Program Studi (Prodi) yang ada, yaitu Administrasi Bisnis Otomotif (ABO), Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO), Teknik KimIa Polimer (TKP), dan Teknik Industri Otomotif (TIO), mengatakan bahwa mereka telah menetapkan  target jumlah mahasiswa yang akan lulus tahun ini. 

Yulius Jatmiko selaku Kepala Prodi (Kaprodi) ABO menuturkan bahwa prodi ABO menargetkan maksimal 130 mahasiswa angkatan 2016 dan di atasnya akan lulus tahun ini. Kemudian untuk prodi SIIO akan ada sekitar 90 mahasiswa. “Untuk tahun ini, total targetnya sekitar 90 mahasiswa. Untuk angkatan 2013 itu sisa 7 orang, angkatan 2015 masih ada sekitar 10 orang, dan sisanya berasal dari angkatan 2016 ini,” ucap Lucky Heriyanto selaku Sekretaris Prodi SIIO.

Lain halnya dengan kedua prodi diatas, dua prodi lainnya pun memiliki targetnya sendiri. “Prodi TKP menargetkan kurang lebih 54 mahasiswa bisa lulus tahun ini,” kata Fitria Ika Ariyanti, Kaprodi TKP. Sementara untuk prodi TIO, sebagaimana yang dikatakan Muhammad Agus selaku Kaprodi TIO, target kelulusan di prodi tersebut ada 100 mahasiswa. 

Namun berdasarkan target yang ditetapkan, hingga kini, progres kelulusan mahasiswa pada setiap prodi masih dalam tahap pembuatan Tugas Akhir (TA) dan seminar. “Saat ini, ada 80 mahasiswa yang mendaftar seminar dan 60 mahasiswa telah melakukan seminar. Artinya, saat ini, seminar baru menuju lima puluh persen dari target yang ditetapkan,” ucap Yulius. 

Selain itu, Lucky mengatakan bahwa sebagian besar mahasiswa SIIO angkatan 2016 sudah dalam tahap penyusunan TA, hanya beberapa saja yang masih Praktik Kerja Lapangan (PKL). Ia juga memaparkan progres lainnya saat ini, yaitu sebanyak 8 orang sudah melakukan seminar tetapi belum sidang, 4 orang sedang menunggu sidang, dan 5 orang sudah lulus sidang. 

Lalu di prodi TKP, Fitria menjelaskan bahwa mahasiswa yang sudah sidang ada 12 orang dan yang sudah seminar namun belum sidang ada 14 orang. Disamping itu, Agus mengatakan bahwa per tanggal 17 Agustus lalu, banyaknya pendaftar seminar prodi TIO yang menyatakan siap lulus adalah sekitar 120 orang dan baru 2 orang yang sudah melakukan sidang. 

Secara garis besar, masih sedikitnya peserta kelulusan ini disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan sulitnya mahasiswa dan dosen pembimbing dalam berinteraksi. “Ada beberapa mahasiswa kesulitan mengikuti bimbingan. Lalu, ada pula dosen yang kesulitan dalam mengoreksi TA,” kata Lucky.

Walaupun tetap ada pelaksanaan seminar atau sidang secara online, Yulius merasa bahwa pelaksanaannya tidak efektif karena terkadang mengalami kendala teknis. “Mahasiswa sudah diberitahukan untuk mempersiapkan segalanya, seperti laptop serta sinyal atau jaringan. Tapi tetap saja, terkadang di mahasiswa ada kendala teknis. Terkadang sinyal hilang atau laptop ngadat. Jadi, ya diundur dan dijadwalkan di lain hari,” lanjutnya. 

Lebih dari itu, prodi TKP yang mengharuskan adanya praktikum secara langsung pun mengalami kendala lainnya. “Kendala terbesar yang dialami prodi TKP adalah sulitnya melakukan praktikum untuk penelitian TA. Bukan hanya praktikum di kampus tetapi juga praktikum yang dilakukan di instansi terkait dimana praktiknya tidak bisa dikerjakan di laboratorium,” keluh Fitria.  

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, seperti yang telah dijelaskan bahwa pelaksanaannya secara online, pihak kampus telah memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan bimbingan online melalui aplikasi video conference atau web Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). “Dari prodi sendiri sudah memfasilitasi mahasiswa dengan aplikasi seperti Zoom untuk mempermudah dalam bimbingan, tapi itu semua kembali lagi kepada kemauan mahasiswa itu sendiri,” jelas Agus.  

Meskipun ada beberapa dosen dan mahasiswa yang kesulitan dengan sistem online, pihak kampus sendiri masih belum mengizinkan pelaksanaan bimbingan TA, seminar, maupun sidang kelulusan secara langsung di kampus. Yulius mengatakan apabila dosen memperbolehkan bimbingan TA secara offline di rumahnya, hal tersebut merupakan tanggung jawab dosen dan mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengirimkan cetakan TA-nya melalui kurir apabila dosen kesulitan dengan bimbingan online namun biaya akan ditanggung secara pribadi.

Dalam mengatasi permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, prodi TKP memilih untuk melakukan simulasi serta melakukan diskusi lebih lanjut dengan mahasiswa dan dosen pembimbing yang bersangkutan. “Praktiknya masih bisa diupayakan dengan melakukan simulasi ataupun pengujian tidak langsung, namun mereka harus mengetahui konsepnya terlebih dahulu. Kemudian kalau pembuatannya sudah jadi tetapi belum pengujian dan pengujiannya tidak diperbolehkan untuk mahasiswa datang kesana, berarti kita meminta laporan untuk melakukannya,” jelas Fitria. Akan tetapi, Fitria juga mengatakan bahwa tidak semuanya bisa dilakukan seperti itu, karena ada beberapa yang harus dilakukan mandiri.

Berkaca dari beberapa hal di atas, jadwal yudisium yang telah direncanakan sebelumnya pun menjadi terbengkalai. “Nah, yudisium itu harusnya dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus lalu, tetapi karena Corona jadi diundur. Kemudian, wisuda sendiri direncanakan pada bulan Desember dengan tanggal pasti yang belum dapat ditentukan. Namun, kampus tetap menargetkan akan wisuda di tahun ini,” tutup Agus.

 

Aldi Ihza Maula

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *