lpmindustria.com – Suriadi A. Salam merupakan dosen di Politeknik STMI Jakarta. Walaupun sosoknya terlihat sederhana, namun beliau banyak disegani oleh kalangan mahasiswa karena sifat dan sikapnya yang tegas serta disiplin.
Suriadi A. Salam, pria kelahiran Aceh 25 Oktober 1958 yang akrab dipanggil Pak Sur ini merupakan lulusan S1 Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan Peternakan. Pada tahun 1978, beliau masuk IPB melalui jalur Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas (SKALU) yang merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru tanpa tes dan diselenggarakan oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga. “Waktu dulu ada SKALU, kalau sekarang namanya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dulu buat masuk kesitu juga tidak mudah. Untuk prestasi yang menonjol saya tidak punya, jadi untuk survive di IPB harus kerja keras,” jelas Suriadi.
Setelah lulus dari IPB, Suriadi bergabung bersama Direktorat Jendral Industri Kecil di bawah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dan bertugas di bagian industri pangan. Setelah beberapa lama bekerja, beliau mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program beasiswa yang dikelola oleh Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS). Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi sebagai persyaratan kelulusan, pada tahun 1990 Suriadi di kirim ke Australia selama tiga tahun untuk menempuh pendidikan S2 di Curtin University dan mengambil program Manajemen. Setelah lulus, beliau kembali ke Indonesia dan bertugas di Direktorat Jendral Industri Hasil Pertanian yang sebelumnya adalah Direktorat Jendral Industri Kecil.
Pada tahun 1996, Suriadi mendapat surat penempatan menjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI). Sebelum di STMI, beliau juga menjadi dosen luar biasa di Universitas Pancasila dan Universitas Trisakti. Selain bertugas menjadi dosen tetap di STMI, beliau juga telah menyandang posisi sebagai Lektor Kepala dan juga menjadi pejabat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) dalan struktur organisasi Politeknik STMI Jakarta. “Untuk prestasi yang menonjol saya harus jujur katakan tidak ada, tapi apa yang diamanatkan organisasi ini terhadap P2M semuanya terselesaikan, termasuk dalam aspek-aspek kebutuhan akreditasi,” ujar Suriadi.
Selain dikenal karena jabatannya yang strategis, Suriadi juga dikenal dengan gaya mengajar yang tegas, disiplin, dan apa adanya. Beliau juga kerap kali mengajarkan bagaimana berperilaku yang baik, karena menurutnya pendidikan itu tidak hanya soal matematis. Ketika mahasiswa memasuki dunia kerja, hal-hal mengenai sikap dan perilaku sangat penting di lingkungan kerja. Hal tersebut pun beliau terapkan kala mengajar di dalam kelas. “Di lingkungan kerja orang itu selalu dituntut untuk disiplin, masuk jam sekian, pulang jam sekian. Bagaimana disiplin itu terbentuk kalau dalam bangku kuliah tidak diterapkan,” jelas Suriadi.
Menurut pandangan Moh. Rahmatullah sebagai salah satu dosen senior di Politeknik STMI Jakarta khususnya pada Prodi Teknik Industri Otomorif (TIO), pribadi Suriadi memang dikenal objektif dan tidak neko-neko. “Pak Suriadi baik orangnya, objektif, tidak neko-neko, dan juga konsekuen,” tutur Rahmatullah. Pendapat yang sama pun datang dari salah satu mahasiswa semester enam pada Prodi TIO. “Pak Suriadi adalah salah satu dosen yang bertanggung jawab dalam bidang keilmuannya dan juga ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti kedisiplinan,” tutur Heru Prasetyo. Heru juga menambahkan kedisiplinan dan tanggung jawab Suriadi dalam mengajar menjadi salah satu pemicu mahasiswa dapat lebih menghargai dan belajar dengan serius dalam mata kuliah yang di ajarkan oleh dosen.
Yudhi Anggara