lpmindustria.com – PSBB yang dulu kita anggap bisa santai justru menambah kesibukan dan memengaruhi kondisi psikologis anak-anak, orang dewasa, lansia, hingga tenaga medis. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal untuk mengatasinya.
Mulai di awal adanya pandemi Covid-19, pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus Corona. Ternyata, kasus Covid-19 yang tak kunjung menurun menyebabkan PSBB dilakukan berlarut-larut. Staf Unika Atma Jaya, Yap Fu Lan menjelaskan bahwa hal tersebut menyebabkan dampak yang negatif. “Kita masuk ke dalam situasi yang hectic atau dimana kita semakin sibuk karena adanya pekerjaan rumah tangga,” ungkapnya dalam webinar “Tips Menghadapi Dinamika Covid-19 dalam Dunia Sekolah, Kuliah, Dan Kerja”. Ia pun menjelaskan bahwa situasi tersebut membuat kita menjadi jenuh dan emosional.
Tak hanya itu, ia pun menambahkan bahwa Work From Home (WFH) atau bekerja dan belajar dari rumah mengakibatkan kehilangan fokus terhadap prioritas waktu. “Awalnya mencari bahan tugas, namun seketika beralih melakukan kegiatan menonton,” imbuh Fu Lan.
Dampak lainnya turut disampaikan oleh Debri Pristinella selaku dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya bahwa pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap psikologis. “Penelitian di Turki oleh Muhammad Akat pada tahun 2020 menjelaskan bahwa yang paling terdampak adalah anak-anak,” jelas Debri
Lebih lanjut, alasan mengapa pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada psikologi anak-anak karena mereka memiliki kebutuhan tinggi untuk bersosialisasi. “Karena pandemi, kebutuhan anak-anak untuk bergaul dan bersosialisasi menjadi terhambat,” ujar Debri.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa, lansia dan tenaga medis juga merasakan adanya dampak Covid-19 secara psikologis ini. “Orang dewasa harus menyesuaikan diri dengan perubahan aktivitas dari offline menjadi online,” kata Debri. Lalu, kebutuhan lansia untuk melakukan olahraga menjadi terhambat. Sedangkan, tenaga medis harus memikirkan keluarga dan pasien di tengah-tengah pekerjaannya yang berisiko besar.
Selain itu dilansir dari alodokter.com, pandemi Covid-19 juga memberikan gangguan-gangguan psikologi lainnya. Adapun gangguan tersebut mulai dari ketakutan dan kecemasan yang berlebihan akan keselamatan diri sendiri hingga perubahan pola tidur dan makan.
Fu Lan menjelaskan bahwa terdapat beberapa cara untuk menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 secara psikologis. “Kita perlu segera berubah, mulai dari kata merdeka. Merdeka yang dimaksud adalah mandiri yang punya banyak unsur termasuk bisa menata diri sendiri, mengupayakan sendiri dan tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar,” ucap Fu Lan. Lalu, ia melanjutkan bahwa untuk bisa mandiri ada tiga kunci yang harus dibangun, yaitu pola pikir baru, rasa percaya diri dan juga tanggung jawab.
Penulis: Rinaldi Oktarinanda
Editor: Silvia Andini